Mari Pangestu Sebut Virus Corona Belum Signifikan Ganggu Ekonomi Dunia

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Teresia May

VIVA – Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014, Mari Elka Pangestu mengungkapkan virus corona sudah mengganggu industri pariwisata global. Akan tetapi, virus itu ditegaskannya belum mengganggu aktivitas perdagangan global, sehingga belum berpengaruh signifikan terhadap ekonomi dunia.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Wanita yang akan menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada Maret 2020 itu menegaskan, dampak tersebut disebabkan karena virus corona belum secara pesat berkembang sebagaimana virus Server Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sehingga, tidak berpengaruh terhadap perdagangan barang, baik ekspor dan impor.

"Sepertinya ini sudah terdampak ke pariwisata kalau kita baca statement-statement dari UN World Tourism Organization. Karena mereka intinya susah keluar dan negara yang menerima juga sangat ketat terhadap ini karena sangat takut mengenai penyebarannya, jadi ini mungkin yang akan kelihatan pertama dampak ke pariwisata," kata dia di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020.

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Menurut dia, saat wabah virus SARS menyebar di dunia mulai pada 2002, aktivitas ekonomi lumpuh karena virus itu mampu menyebar melalui barang-barang yang diperdagangkan. Karena itu, dia mengaku khawatir hal itu akan memberatkan ekonomi dunia bila virus tersebut mampu berkembang sebagaimana SARS.

"Karena waktu SARS itu, orang tidak bisa datang untuk bisnis, berdagang, investment itu yang antara lain menyetop arus barang akhirnya dan beralih ke sumber lain dan itu sempat yang terpukul adalah RRT nya dan kalau RRT terkena slowdown, itu akan kena ke kita juga," tegasnya.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Meski begitu, dia meyakini bahwa pemerintah China tidak akan membiarkan virus itu terus berkembang dan memperburuk keadaan. Sebab, menurut dia, pemerintah China sudah mampu belajar banyak dari kondisi yang terjadi saat menyebarnya virus SARS.

"Waktu SARS itu sangat terpengaruh kepada barang juga, tapikan ini mudah-mudahan mereka bisa setop ini sebelum dia menyebar. Jadi sebetulnya banyak yang apresiasi apa yang dilakukan Tiongkok saat ini dibandingkan waktu SARS," ungkap mantan menteri perdagangan periode 2004-2011 itu.

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024