Marak Operasi Keperawanan di Inggris, Target Konsumennya Muslimah
- bbc
Colin Melville, direktur medis dan direktur pendidikan serta standar dari GMC, menyatakan bahwa vital bagi dokter untuk mempertimbangkan "kerentanan dan kebutuhan psikologis pasien-pasien mereka" terlebih dahulu.
"Jika seorang pasien di bawah tekanan dari pihak lain untuk menjalani tindakan tertentu, persetujuan mereka mungkin tidak didasari atas kerelaan. Jika seorang dokter menilai seorang anak atau orang muda tidak menghendaki intervensi kosmetik, seharusnya prosedur itu tidak dijalankan," tegasnya.
- Getty Images
Prosedur kosmetik di area alat kelamin, seperti labiaplasty yang membentuk ulang bibir vagina, semakin populer khususnya di kalangan perempuan muda Inggris dari berbagai latar belakang.
Para pegiat hak-hak perempuan memandang bahwa efek jangka panjang prosedur-prosedur ini sedikit sekali diketahui. Mereka risau kaum perempuan tidak cukup mendapat dukungan psikologis sebelum menempuh operasi.
"Para perempuan ini pada taraf tertentu melihat diri mereka tidak lebih dari sekadar objek yang diminati, alih-alih manusia," kata Taheri.
"Bagi perempuan Muslim, pendorongnya adalah rasa malu dan takut akan hukuman."
"Bagi lainnya, ada rasa kurang puas dengan tubuh sendiri, didorong oleh apa yang masyarakat bilang sebagai normal."
Seorang asisten guru kelahiran Maroko mengatakan kepada BBC bahwa setelah dipaksa menjalani prosedur perbaikan keperawanan saat berusia 20-an tahun, dirinya bertekad tidak akan memaksa anak-anaknya melakukan hal serupa.