Penyakit Wanita 'Pembunuh' Pria pada Masa Depan
- U-Report
VIVA – Kanker payudara ternyata tidak hanya menjadi ancaman bagi kaum perempuan. Buktinya sudah ada pria yang terdiagnosis kanker payudara pada 2011. Penyakit yang biasa diidentikkan dengan wanita ini makin besar potensinya menjadi "pembunuh" pria pada masa depan.
Dikutip dari laporan BBC, Pete Passanisi awalnya mengira dia hanya mengalami sakit pada bagian dada. Namun setelah diperiksakan dan dilakukan biopsi, pria berusia 66 tahun itu divonis menderita kanker payudara stadium dua.
Dia dirawat di Rumah Sakit Lakes Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat dan begitu dvonis kanker payudara langsung mendapatkan tindakan lymphadenectomy.
Sementara putri kandungnya, Annie Passanisi-Ruggles yang berusia 27 tahun beberapa bulan setelah operasi ayahnya diketahui juga membawa gen kanker itu. Mutasi dalam BRCA2 berpotensi risiko kanker payudara maupun ovarium.
gen BRCA1 dan BRCA2 merupakan gen yang cenderung mencegah tumor secara natural. Oleh karena itu apabila tidak berfungsi dengan baik akan membuat seseorang rentan dengan kanker. Mutasi gen ini juga menyebabkan terjadinya kanker.
Baik perempuan maupun pria disebut sebenarnya sama-sama berisiko atas adanya mutasi gen BRCA1 dan 2. Namun sayangnya selama ini untuk kanker payudara hanya diidentikkan dengan perempuan.
Padahal pria bisa saja membawa gen itu yang membuat anak perempuan mereka berisiko kanker. Disebutkan peneliti, apabila anak perempuan mewarisi mutasi gen ini maka akan berpotensi menderita kanker payudara dengan persentase kemungkinan 50 persen hingga 85 persen.
"Apabila pria lebih termotivasi untuk memeriksakan diri maka akan membantu anak-anak perempuan mereka mengambil langkah preventif," kata Direktur Breast Cancer Prevention and High Risk Clinic dari Baylor College of Medicine in Houston, Texas, Rani Nangia.
Sementara mutasi gen BRCA2 akan dua kali lebih berpotensi menyebabkan kanker prosat pada pria sebagaimana hasil sebuah studi terbaru. Disebut bahwa 12 persen dengan kanker prostat mengalami mutasi pada gen BRCA.
"Saya kira kita harus memeriksa orang dengan kanker prostat dengan penyebab mutasi sehingga mendapatkan pendekatan yang benar," kata Onkolog Steven Narod dari Familial Breast Cancer Research Unit at the University of Toronto.