Pengakuan Para WNI Terjerat dalam Perangkap Pengantin Pesanan China
- bbc
Saya dilaporkan kakak sepupu saya ke polisi. Padahal saya bilang, kalau dia mau nikah ke sana, apapun risikonya, itu risiko dia. Enak tidak enak, dia harus tahan. Saya sudah ingatkan dia. Jangan salahkan saya.
`Jangan sampai terjebak lagi`
Judha Nugraha, Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri, menyebut para perempuan Indonesia harus selektif dan cerdas menerima tawaran menikah dengan laki-laki asal China, terutama yang melalui perantaraan comblang atau agen.
Judha berkata, di lingkup personal, pernikahan antara dua individu yang berbeda bangsa dan budaya rentan konflik. Persoalan itu disebutnya belum termasuk dugaan keterlibatan sindikat perdagangan orang di balik rumah tangga tersebut.
"Menikah tanpa memahami perbedaan budaya, akan muncul banyak masalah, sesimpel urusan makan misalnya. Atau bagaimana peran istri terhadap suami," ujarnya kepada BBC News Indonesia.
"Masyarakat China sangat patriarkis, yang diutamakan laki-laki, perempuan hanya membantu suami, termasuk dalam pekerjaan. Jika suaminya petani, istri diharapkan ikut bekerja," kata Judha.
Judha menyebut Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing juga tak dapat begitu saja memulangkan mereka yang mengklaim diri sebagai `pengantin pesanan`.
"Beberapa perempuan Indonesia sudah terdaftar resmi menikah di China, ketika ingin dipulangkan, masalah keluarga harus diselesaikan dulu."