Keraton Sejagat dan Sunda Empire, Mengapa Bisa tertipu Kerajaan Fiktif
- bbc
Kemudian diturunkan ke Julius Caesar yang beristrikan Cleopatra VII yang memerintah dari 43 SM hingga 337 Masehi, katanya.
Dari Cleopatra VII inilah, lanjut Rangga, kekuasaan Sunda Empire diteruskan Dinasti Tarumanagara oleh Sri Ratu Isywara Tunggal Bumi.
Kemudian turun temurun ke Dinasti Siliwangi, kemudian Dinasti Padjajaran, dan saat ini Dinasti Sunda Kala yang dipimpin oleh Kanjeng Ratu Ratna Ningrum Wiranatadikusuma Siliwangi-Al Misri.
Saat ini, Sunda Empire mengklaim memiliki pasukan atau anggota di Indonesia sebanyak 17 ribu personil, sementara di Bandung sebanyak 1300 personil.
Rangga tidak menjelaskan bagaimana proses rekrutmen anggotanya, tapi dia menegaskan tidak ada syarat tertentu bergabung di kekaisaran Matahari.
"Tidak ada syarat apapun, terpenting mereka sehat, orang yang beriman, dan hanya menyerahkan KTP atau paspor atau mengisi formulir yang diajukan oleh gubernur jenderal kepada Yang Mulia Grand Prime Minister, tanpa dipungut biaya apapun," ujarnya.
Apa pendapat sejarawan atas klaim Sunda Empire?
Atas sejumlah klaim Sunda Empire, Rangga diminta menunjukkan sejumlah dokumen atau foto yang menguatkan klaimnya tersebut.
Meski mengaku memiliki dokumennya, tapi hingga tulisan ditayangkan, dokumen, foto atau bukti pendukung lainnya belum diberikan.
Rangga hanya memberikan foto KTP, paspor, struktur kekaisaran Sunda Empire, serta foto diri dan kegiatan yang dihadirinya.
"Ada (dokumen dan buktinya). Semua bisa dipertanggungjawabkan. (Kalau mau bukti) silakan bisa hubungi Ratu Inggris, Ratu Belanda, Raja Malaysia, Presiden Amerika, Presiden Rusia, Presiden China, World Bank, PBB, mahkamah internasional, dan sebagainya," ujar Rangga ketika didesak menunjukkan dokumennya.
Jawaban serupa juga dikatakan Rangga, ketika diminta membuktikan klaimnya sebagai keturunan Prabu Siliwangi.
"Silsilah ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Kalau ada yang tidak percaya, bisa test DNA," kilahnya.
Sejarahwan dari Universitas Padjajaran, Widyo Nugrahanto menyebutkan, perlu ada bukti otentik atau bukti primer berupa tulisan silsilah yang menyatakan seseorang keturunan Prabu Siliwangi.
"Siliwangi itu juga bukan satu orang. Beberapa raja Sunda Pajajaran itu disebut Siliwangi. Jadi harus ada bukti Siliwangi yang mana yang menurunkannya. Itupun catatan silsilahnya harus dikritik dulu, baik kritik ekstern maupun intern. Baru kita bisa mengatakan itu sebuah fakta," ujar Widyo kepada wartawan di Bandung,
Yulia Saputra melaporkan untuk BBC News Indonesia.