Keraton Sejagat dan Sunda Empire, Mengapa Bisa tertipu Kerajaan Fiktif
- bbc
Dia memperkirakan, Toto mampu masuk dalam ruang psikologis di mana orang-orang marginal itu merasa dibutuhkan.
"Dan orang diberi eksistensi yang sebenarnya itu semu," papar Bayu.
"Tetapi orang tidak tahu kalau eksistensi itu semu."
"Mereka butuh untuk diakui, dan Toto menawarkan itu, sehingga ajakannya disambut dengan suka cita. Bahwa itu tidak gratis, iya, tapi dugaan saya, mereka bergabung bukan hanya iming-iming gaji," jelas Bayu lebih lanjut.
Pasangan Toto Santoso dan Fanni Aminadia mengakui penyataan-pernyataanya terkait Keraton Agung Sejagat hanya khayalan. Termasuk soal pengakuan Toto sebagai keturunan Raja Mataram.
"Kemarin kan berbelit, mengaku dapat wangsit dan keturunan kerajaan, padahal tidak ada sama sekali keturunan kerajaan," ujar Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Iskandar Fitriana Sutisna kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (20/1).
Setelah Keraton Sejagat, muncul Sunda Empire - siapa pemimpinnya?
Ketika kehadiran Keraton Agung Sejagat menyedot perhatian masyarakat, di media sosial beredar video tentang keberadaan apa yang disebut sebagai Sunda Empire, yang pemimpinnya mengklaim membawahi lebih dari 150 negara di dunia.
Namun, nama Sunda bukan merujuk pada sebuah suku yang ada di Jawa Barat, kata pimpinannya.
"Sunda itu berartikan sun , matahari. Jadi kekaisaran matahari karena bumi itu berasal dari percikan matahari yang membeku," kata Ki Ageng Ranggasasana, tokoh Sunda Empire, kepada wartawan di Bandung, Yuli Saputra untuk BBC News Indonesia, Minggu (19/1).
Ki Ageng Ranggasasana, kelahiran 1967, mengaku sebagai Gubernur Jenderal Nusantara Territory berpangkat Letnan Jenderal.
Dia membenarkan dirinya adalah orang yang tampil di video yang menjelaskan tentang Sunda Empire. Video yang diunggah di YouTube ini viral dan menjadi sumber pemberitaan sejumlah media massa.
Rangga mengaku keturunan ke 13 Prabu Siliwangi dan meminta dipanggil sebagai His Royal Highness.
Dia mengklaim, anggota Sunda Empire adalah kepala negara atau kepala pemerintahan dari 196 negara dan rakyatnya adalah semua penghuni bumi.
"Termasuk presiden AS, presiden (Rusia) Putin, presiden China, itu anggota kita yang mengelola di wilayahnya masing-masing," kata Rangga kepada Yuli Saputra.
Pria kelahiran Brebes 53 tahun lalu itu menjelaskan, Sunda Empire Earth Empire berdiri pada masa kepemimpinan Alexander The Great, 324 SM.