Perbudakan Remaja di Ladang Ganja Amat Mengerikan
- bbc
- BBC
"Saya takut, gundah, dan panik. Jika saya tertangkap, saya akan dipukuli lebih parah," kata Ba. Tapi ia harus mengambil risiko itu, karena kehidupan di perkebunan ganja "tidak tertahankan".
Tanpa tahu arah tujuan, ia mengikuti jalur rel kereta. Ia hanya membawa bekal sebungkus biskuit. "Saya bahkan tidak tahu saya di Inggris."
Rel kereta itu akhirnya menuntunnya ke stasiun kereta api” dan pertemuan yang melegakan dengan Polisi Transportasi Inggris. "Sudah sejak lama sejak orang baik pada saya," kata Ba.
Ba kini telah menetap di Inggris. Ia baru-baru ini memenangkan penghargaan di kampus karena nilai-nilainya bagus, dan merayakan Natal pertamanya. Ini pertama kalinya ia membuka hadiah.
Penerjemah yang bertemu Ba ketika ia dibawa ke polisi mengatakan perubahan anak laki-laki itu luar biasa. Perempuan itu mengingat betapa kurus dan takutnya ia. "Seperti kelinci yang disorot lampu mobil," imbuh ayah asuhnya.
Ba tidak tahu apakah ia akan diizinkan untuk tinggal seterusnya di Inggris. Pertemuan terakhirnya di kantor Kementerian Dalam Negeri untuk membicarakan permohonan suakanya tidak berjalan dengan baik. Petugas di sana berusaha membujuknya untuk kembali ke Vietnam, mengatakan jika ia kembali, ia akan dibantu oleh pihak berwenang. Ba merasa itu mustahil.
Ia yakin jika ia dikirim kembali, ia bakal diperdagangkan lagi. Senada, Mimi Vu, pengamat perdagangan manusia di Vietnam, mengatakan para korban perdagangan manusia yang telah kembali sangat berisiko diperdagangkan lagi, terutama jika pihak yang memperdagangkan mereka mengklaim mereka berutang uang.
Ba menyukai keheningan di desa kecil tempat ia sekarang tinggal, dipenuhi dengan pondok-pondok batu tua dan bungalow yang luas. Keramaian membuatnya gelisah; ia takut bertemu lagi dengan laki-laki yang menawannya di perkebunan ganja dan menendang dadanya yang terluka.
- BBC
Chinh juga takut, tapi bukan pada orang-orang yang menyelundupkannya ke Inggris. Ia takut pada otoritas Vietnam.
Rasa takut ini berakar dari pengalaman pahit. Remaja laki-laki berusia 17 tahun itu terpaksa meninggalkan Vietnam pada awal 2019 untuk melarikan diri dari hukuman penjara 10 tahun karena mendistribusikan tulisan anti-pemerintah dari pintu ke pintu. "Saya tidak berpikir akan keluar dalam keadaan hidup," ujarnya.
Ada hukuman berat bagi orang-orang yang mengkritik pemerintahan komunis Vietnam. Dalam laporan yang terbit pekan lalu, lembaga pemantau HAM Human Rights Watch mengatakan bahwa sedikitnya 30 aktivis dan pembangkang dijatuhi hukuman penjara pada 2019 "hanya karena menjalankan hak mendasar mereka untuk kebebasan berekspresi, berasosiasi, dan beragama".
Itu bahkan termasuk menulis kiriman yang dianggap anti-pemerintah di Facebook; Amnesty International mengatakan sedikitnya 16 orang ditangkap, ditahan, atau dihukum sepanjang 2019 atas pelanggaran ini.