Nindya Karya Gandeng Korsel Garap Proyek LRT Bali Senilai Rp5 Triliun
- VIVA.co.id/Bobby Andalan
VIVA – PT Nindya Karya bersama dengan Korea Rail Network Authority (KRNA) dan Korea Overseas Infrastructure and Urban Development Corporation (KIND) menandatangani nota kesepahaman pembangunan Light Rapid Transit (LRT) Ruas Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Pelaksana tugas Direktur Utama Nindya Karya Haedar A Karim menjelaskan, proses pembangunan transportasi massal tersebut akan mulai dilakukan paling lambat tiga bulan dari proses penandatanganan nota kesepahaman hari ini, Selasa, 21 Januari 2020. Sementara itu, pada tahun ditarget sudah bisa dioperasionalkan.
"Tiga bulan setelah tanda tangan dengan Angkasa Pura, sekitar Juni mulai dibangun. Kami usahakan tahun ini mulai konstruksi," kata dia usai menandatangani nota kesepahaman di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta, Selasa, 21 Januari 2020.
Adapun nilai poryek tersebut, dikatakannya, mencapai Rp5 triliun atau saat dalam proses sebelum studi kelayakan diperkirakan sekitar US$400 juta. Perusahaan asal Korea Selatan yang menandatangani nota kesepahaman itu nantinya akan mulai proses pendanaan dengan konsep business to business.
"Sahamnya belum kita bicarakan, karena nanti AP pasti minta saham, dia yang punya. Jadi nanti kita bicarakan. Soal pembiayaan pun pasti kita bicarakan, kita presentasi dulu, dan duduk berempat," tuturnya.
Nantinya, lanjut dia, pembangunan LRT di Bali seluruhnya akan berada di bawah tanah, karena demi menghormati adat istiadat masyarakat Bali. Diharapkan, LRT tersebut juga bisa menjadi pusat check in bagi seluruh penumpang bandara guna mengurai kepadatan parkiran di bandara tersebut.
"Kita buat MRT (LRT) full di bawah tanah, karena di adat mereka di atas itu enggak boleh. Jadi mereka minta kita buat di bawah, kedalamannya kurang lebih sama seperti di Jakarta yakni 30 meter," paparnya. (ase)