Logo DW

Khamenei: Serangan Iran Pukulan Telak bagi Citra AS

MEHR
MEHR
Sumber :
  • dw

Jumat (17/01), Pemimpin Tertinggi Iranagung Iran Ayatollah Ali Khamenei memimpin jalannya salat Jumat di Teheran, Iran. Diketahui terkahir kali Khamenei memimpin salat Jumat yakni pada tahun 2012 silam.

Tampilnya Khamenei sebagai jadi sorotan media di tengah ketegangan AS-Iran setelah pembunuhan jenderal utamanya Qassem Soleimani oleh serangan udara AS. Tewasnya komandan pasukan elit Quds dari Garda Revolusi Iran itu sempat menyulut unjuk rasa luas anti Amerika di seluruh Iran.

Namun situasi berbalik setelah Garda Revolusi Iran mengakui mereka yang "secara tidak sengaja" menembak jatuh pesawat Ukraina yang dlepas landas dari bandara internasional di Teheran. Sebelumnya, baik militer dan para pejabat tinggi Iran selama berhari-hari menolak kecurigaan Barat bahwa pesawat itu mungkin terkena rudal sebagai "tidak masuk akal" dan "tidak mungkin secara ilmiah".I

Khotbah Jumat Khamenei serang AS

Dalam khotbahnya di depan publik Iran, Khamenei menyerang AS dengan sejumlah klaim:

  • Pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani dalam serangan udara AS merupakan sesuatu yang "memalukan bagi pemerintah AS," dan menunjukkan "tabiat terorisnya."
  • Trump merupakan "badut" yang berpura-pura mendukung rakyat Iran, tetapi akan "menikam dengan belati beracun" dari belakang.
  • Ramainya massa yang mengiringi prosesi pemakaman Jenderal Qassem Soleimani menunjukkan rakyat Iran mendukung pemerintah, meskipun baru-baru ini muncul protes.
  • Rudal balistik Iran yang menargetkan pasukan AS di Irak telah memberikan "pukulan telak terhadap citra Amerika" sebagai negara adidaya.
  • Iran memiliki kekuatan untuk "menampar muka sang penguasa arogan" dan menunjukkan bahwa "Allah mendukung kita".
  • "Hukuman yang nyata" akan memaksa AS menarik diri dari wilayah Timur Tengah.
  • Pembunuhan Soleimani adalah tindakan pengecut.

Kritik terhadap Eropa

Ribuan jamaah yang menunaikan ibadah salat Jumat bersama Khamenei sesekali menyela khotbah Khamenei dengan meneriakkan "Matilah Amerika!" Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, negara-negara Barat terlalu lemah untuk "membuat rakyat Iran bertekuk lutut."

Dia juga mengatakan bahwa Inggris, Prancis dan Jerman,yang pekan ini secara resmi memprakarsai mekanisme penyelesaian perselisihan atas pelanggaran Iran terkait Perjanjian Atom 2015, adalah pemerintah "hina" dan "pelayan" AS.