Logo BBC

Lima Alasan Krisis AS-Iran Belum Berakhir

Anti-US protests broke out in Tehran after the killing of Qasem Soleimani - EPA
Anti-US protests broke out in Tehran after the killing of Qasem Soleimani - EPA
Sumber :
  • bbc

Argumen ini belum meyakinkan banyak para analis atau para pengkritik Presiden Trump di Washington.

Kemungkinan besar serangan itu merupakan upaya membangun kembali garis pencegahan yang jelas. Dalam jangka pendek langkah ini kemungkinan berhasil. Iran harus menyesuaikan segala langkahnya di masa depan dengan sangat hati-hati.

Tetapi, pada saat yang sama ketika Presiden Donald Trump mengancam akan menyerang Iran, dia juga mengisyaratkan bahwa dia masih ingin keluar dari Timur Tengah. Dia melihat persoalan di wilayah itu sebagai masalah orang lain. Sikap seperti ini jelas akan merusak kekuatan pesan pencegah yang sudah dikirimkan.

AS akan terus melumpuhkan ekonomi Iran. Tapi itu belum membawa Teheran untuk maju ke meja perundingan sekaligus membuatnya menyerahh. Alih-alih, sanksi ekonomi membuat Iran memberanikan diri untuk menyerang balik.

AS ingin melipatgandakan pukulan terhadap Teheran dan secara signifikan mengurangi sumber-sumbernya yang disebarkannya ke wilayah tersebut. Barangkali AS tidak bisa memiliki keduanya.

3) Tujuan strategis Iran tetap sama

Ekonomi Iran kemungkinan sedikit terguncang dan banyak warganya barangkali semakin tidak bahagia, tetapi ini adalah "rezim revolusioner".

Situasi seperti itu tidak akan secara tiba-tiba membuat kekuasaan akan berakhir. Kelompok-kelompok seperti Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran terlalu kuat.

Mereka merespons masalah dalam negeri dengan melakukan pengawasan secara ketat dan mendorong kembali untuk melawan tekanan AS. Inilah yang akan terus berlanjut.

Tujuan strategis Iran adalah mendorong AS keluar dari Timur Tengah, setidaknya di Irak, dan ini kemungkinan lebih masuk akal untuk direalisasikan ketimbang sebelum pembunuhan Soleimani.