Intip Tim Data Analytics LinkAja, Banyak Jebolan Unicorn di Indonesia
- wartaekonomi
LinkAja semakin serius untuk memperkuat tim Data Analytics di dalam organisasi perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan akuisisi talenta berbakat dari perusahaan-perusahaan startup berstatus unicorn di Indonesia.
Group Head of Data Analytics LinkAja, Ikhwan Muhammad, mengatakan bahwa saat ini tim Data Analytics LinkAja banyak berasal dari startup-startup unicorn seperti Grab dan Go-Jek. Ikhwan sendiri sebelumnya bekerja di Grab sebagai Acting Head of Economic and Analytics dan baru bergabung selama enam bulan di LinkAja.
"Tim data LinkAja sudah sangat komprehensif sekarang. Talent acquisition sudah sangat baik. Sebelumnya saya bekerja di ride-hailing company warna hijau. Tim data LinkAja sekarang juga ada yang dari ride-hailing warna hijau satu lagi. Dari salah satu top e-commerce di Indonesia yang warna merah juga ada," katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ikhwan mengatakan tim data LinkAja tersebar di beberapa divisi seperti unit data science, unit business insight, unit growth performance, dan unit information management. Ia pun memiliki tanggung jawab untuk memimpin dan mengelola anggota tim data dan analitik tersebut.
"Saat ini tim data LinkAja memang terdesentralisasi di beberapa unit. Hal ini membuat tim data menjadi lebih agile. Bagi saya, konsep desentralisasi lebih cocok diterapkan untuk tim data dibanding konsep sentralisasi," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Operasi LinkAja Haryati Lawidjaja mengatakan jumlah karyawan LinkAja telah mencapai 130 orang dengan domisili kantor di Jakarta dan Yogyakarta. Secara komposisi jumlah karyawan yang bekerja di Jakarta mencapai 70 persen dan Yogyakarta 30 persen. Ia menjelaskan LinkAja memiliki kantor di Yogyakarta karena banyak terdapat talenta berbakat di kota tersebut.
"Tahun 2020 ini kami ingin menambah jumlah personel hingga 250 karyawan," sebut Haryati Lawidjaja.
Dari sisi pengguna, LinkAja mengklaim telah memiliki 40 juta pengguna aktif bulanan. Selain itu, LinkAja telah menyediakan akses di lebih dari 700 ribu titik per tahun 2019.