Dukung Demonstran Anti-Pemerintah Iran, Trump Ngetweet Bahasa Farsi

Presiden AS Donald Trump. (picture-alliance/dpa/A. Harnik)
Sumber :
  • dw

VIVA – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyatakan dukungannya kepada ratusan demonstran anti-Pemerintah Iran, setelah Iran mengakui secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat komersil milik Ukraina.

Donald Trump dan Kedua Anaknya Akan Diperiksa Terkait Penipuan

Pernyataan Trump tersebut, diungkapkan lewat akun Twitter pribadinya @realdonaldtrump dalam dua bahasa, yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Persia, yakni rumpun bahasa yang dipakai di Iran.

"Kepada orang-orang Iran yang berani dan telah lama menderita, saya telah berdiri bersama Anda sejak awal Kepresidenan saya dan pemerintah saya akan terus mendukung Anda," tulis Trump di Twitter, dalam Bahasa Inggris dan Persia.

Donald Trump Ambil Surat Cinta Kim Jong Un dari Gedung Putih

Unjuk rasa terjadi di ibu kota Teheran, dan kota-kota lain terhadap Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, setelah Iran mengaku menembak jatuh Ukraine International Airlines. Beberapa demonstran, bahkan meneriakkan slogan 'Khamenei adalah seorang pembunuh!'

Dalam cuitan lainnya yang juga ditulis dalam dua bahasa, Trump mendesak Teheran, untuk membiarkan kelompok-kelompok hak asasi manusia memantau demonstrasi, dengan mengatakan bahwa dunia sedang menyaksikan unjuk rasa tersebut.

5 Fakta Tewasnya Jenderal Qassem Soleimani, Iran Akan Balas Dendam?

"Pemerintah Iran harus mengizinkan kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk memantau dan melaporkan fakta-fakta dari lapangan mengenai protes yang sedang berlangsung oleh rakyat Iran. Tidak ada lagi pembantaian demonstrasi damai, juga tidak ada penutupan internet. Dunia sedang menyaksikan," cuit Trump, seperti dilansir Anadolu Agency.

Seperti diketahui total 176 orang, termasuk 57 warga negara Kanada di pesawat tersebut tewas dalam kecelakaan, yang terjadi sesaat setelah lepas landas dari Teheran, pada Rabu 8 Januari 2020.

Beberapa jam sebelum kecelakaan, Iran menembakkan rudal ke pangkalan-pangkalan di Irak, tempat pasukan Amerika Serikat dan koalisinya berada. Serangan itu merupakan balas dendam atas pembunuhan AS terhadap Jenderal Qasem Soleimani.

Para pejabat Iran mengatakan, militernya sedang dalam keadaan siaga tinggi dengan Amerika Serikat, dan hal itu membuat mereka mengira pesawat Ukraina itu adalah pesawat musuh. (asp)
 

>
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya