Iran-AS Harus Tahan Diri, Konflik Berdampak pada Perekonomian Global
- Twitter.com/@realDonaldTrump
VIVA – Masyarakat internasional termasuk di Tanah Air harap-harap cemas dengan konflik Iran dengan Amerika Serikat. Terbunuhnya tokoh militer Jenderal Qasem Soleimani membuat Iran murka terhadap AS yang membuat prahara di Timur Tengah memanas.
Hal ini juga menjadi sorotan Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Barisan mahasiswa ini menemui Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr, Kamis 9 Januari 2020.
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino mengimbau AS bisa menahan diri mengingat eskalasi konflik yang makin meruncing. Ia menekankan konflik kedua negara bisa berdampak pada perekonomian dunia.
"Kami menyampaikan agar Amerika menahan diri. Karena jika konflik ini berlarut akan berdampak negatif pada perekonomian global. Kami meminta untuk mengurangi tensi ketegangan", kata Arjuna.
Arjuna menceritakan sebelumnya, GMNI juga menggelar audiensi dengan Kedutaan Besar Iran pada Rabu, 8 Januari 2020. Imbauan sama disampaikan ke pihak Kedutaan Besar Iran agar tidak terprovokasi dengan melakukan serangan balasan.Â
Menurutnya, jika konflik berlanjut bahkan dengan perang terbuka maka tak menguntungkan bagi kedua negara. Namun, yang rugi justru rakyat termasuk yang berada di Timur Tengah.
"Kepada pihak Kedutaan Besar Iran, kami sampaikan tidak perlu ada serangan balasan. Hancurnya perekonomian global akibat konflik ini tidak menguntungkan siapa pun", jelas Arjuna
Dia menambahkan, dalam menyikapi konflik ini, Pemerintah RI juga mesti cermat dan bijak. Tak perlu mengambil sikap tak netral dengan mengecam salah satu pihak.
Arjuna menekankan sikap RI di luar negeri harus berdiri pada koridor politik bebas aktif. Sikap ini demi menjaga perdamaian dunia seperti yang tercantum dalam konstitusi.
"Tugas kita menjadi stabilisator, menjalankan politik bebas aktif. Tidak perlu ikut mengecam yang justru kontraproduktif, hanya semakin memanaskan situasi", jelas Arjuna
Dia menambahkan juga jika konflik berkelanjutan maka dampak yang terasa langsung adalah rakyat Indonesia. Peperangan AS-Iran punya dampak konflik negatif terkait kenaikan harga minyak.
"Kami berkewajiban bagaimana agar konflik ini tidak sampai berdampak pada kenaikan harga minyak yang bisa merugikan rakyat Indonesia, membebani masyarakat Indonesia," jelasnya. (ren)
Â