Iran-AS Konflik, ESDM: RI Pengalaman Hadapi Gejolak Harga Minyak
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA – Ketegangan hubungan Iran-AS sempat berdampak pada kenaikan harga minyak dunia. Kondisi ini pun dikhawatirkan bisa berimbas pada kenaikan harga BBM dalam negeri karena Indonesia masih menjadi negara pengimpor minyak.
Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, pemerintah Indonesia sudah pengalaman hadapi gejolak harga minyak. Mulai dari harga di atas US$100 per barel ataupun di bawah US$40 per barel.
"Jadi kita sudah punya pengalaman, jika memang nanti terjadi harga minyak yang tinggi kita sudah punya pengalaman solusinya langkah-langkah apa yang bisa kita lakukan," kata Djoko di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis 9 Januari 2020.
Dia menilai masih ada peluang pembahasan asumsi harga minyak pada APBN Perubahan 2020. Dalam APBN 2020, diketahui asumsi harga minyak ditetapkan di angka US$63 dolar per barel.
"Kan kita belum tahu nih, kalau misalnya tetap stabil enggak ada masalah, sempat naik sih minyak 70 dolar kemudian kan turun lagi, artinya itu cuma sekejap saja," kata dia.
Jika nanti harga melambung tinggi pada Januari ini, dia mengatakan hal ini akan dibahas kembali bersama DPR dan Kementerian Keuangan, apakah bisa mengubah asumsi harga minyak di dalam APBN.
Dia juga belum berkomentar terkait dampak harga minyak dunia terhadap harga BBM dalam negeri.
"Nanti aja kita lihat, kan belum tahu nih, kan kadang naik terus turun lagi," ucap dia.