Konflik AS-Iran Masih Memanas, IHSG Berpotensi Melemah
- VIVAnews/M Ali Wafa
VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG menghijau di level 6.248 pada pembukaan perdagangan Kamis 9 Januari 2020. Posisi itu menguat 22 poin atau 0,37 persen, dibanding penutupan perdagangan Rabu 8 Januari 2020, di level 6.225.
Meski demikian, analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi memperkirakan, IHSG masih akan bergerak turun berdasarkan analisis teknikal. Di mana, reaksi Amerika Serikat atas serangan yang dilakukan oleh Iran akan menjadi penggerak indeks.
"Investor akan terus memperhatikan arah pergerakan emas yang belakangan ini naik signifikan, seakan berlomba untuk meninggalkan aset berisiko," kata Lanjar dalam keterangan tertulisnya, Kamis 9 Januari 2020.
Lanjar menjelaskan, mengiringi turunnya ekuitas berjangka di AS, setelah rudal Iran menghantam dua pangkalan militer AS di Irak, diperkirakan membuat IHSG melanjutkan pelemahan.
"IHSG bakal bergerak dengan area support (batas bawah) dan resistance (batas atas) di antara 6.189 hingga 6.249," ujarnya.
Secara teknikal, analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji menjelaskan, support pertama maupun kedua memiliki range pada 6210.78 hingga 6193.51. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.282,06 hingga 6.304,05.
Berdasarkan indikator, Moving Average Convergence Divergence (MACD) mulai membentuk pola dead cross di area positif, sedangkan Stochastic Oscillator dan Relative Streght Index mulai menunjukkan sinyal negatif.
"Terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG, sehingga berpeluang menuju ke support terdekat," ujarnya. (asp)