Konflik AS versus Iran Memanas, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
- bbc
Muslim menjelaskan bahwa banyak kantor-kantor setempat diliburkan pada hari Senin (06/01), termasuk tempat dimana ia bekerja, untuk memberi kesempatan pada publik untuk berduka.
"Semua masyarakat yang ada di Teheran ini, berbaju hitam-hitam, pergi melawat Jenderal yang meninggal itu. Jenazahnya itu dibawah dengan mobil, di semua jalanan di Teheran ini ramai sekali," ujar Muslim kepada BBC News Indonesia melalui sambungan telepon pada hari Selasa (07/01).
Ratusan ribu orang berkabung untuk Soleimani pada prosesi hari Senin di Teheran. Iran menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari sebelum pemakaman Soleimani di kota kelahirannya di Kerman, pada Selasa.
Sedangkan di kota Qom, Ramiez Ja`fary, 27, seorang warga negara Indonesia yang sedang menyelesaikan studi strata satu di sebuah universtias setempat, mengatakan bahwa fasilitas publik maupun instansi-instansi pemerintah di kota itu terus beroperasi secara normal.
"Kita sejauh ini, sebagai masyarakat Indonesia, tetap mengikuti himbauan dari KBRI, salah satunya adalah menghindari tempat-tempat keramaian, menhindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat-tempat konflik," kata Ramiez, yang juga merupakan anggota Himpunan Pelajar Indonesia di Qom.
Di ibu kota Teheran, ribuan orang turun ke jalan untuk menyampaikan dukacita atas tewasnya Jenderal Soleimani. - EPA
Sementara itu, peniliti radikalisme dan terorisme dari Universitas Indonesia, Muhamad Syauqillah, menjelaskan konflik antara AS dan Iran memang belum menjadi perhatian besar publik di Indonesia, akibat permasalah dalam negeri yang sedang disorot, seperi bencana alam banjir yang melanda di Jakarta dan sekitarnya yang telah menewaskan puluhan korban.
Bahkan, dalam isu hubungan internasional, masyarakat juga saat ini sedang sibuk memerhatikan ketegangan yang sedang terjadi di perairan Natuna antara Indonesia dan China.