Pendidikan Reynhard Sinaga, Beberapa Gelar Master dan Studi Doktoral
- bbc
Jaksa dan polisi menyatakan Reynhard menggunakan obat bius GHB untuk membuat korbannya tidak sadar.
Namun aparat tidak menemukan jejak obat bius di apartemen Reynhard.
Di sisi lain, para pakar mengungkapkan dalam persidangan, gejala yang ditunjukkan para korban pria konsisten dengan orang yang keracunan GHB - obat bius berupa cairan bening atau bubuk yang tak berbau.
Obat yang pada awalnya diproduksi untuk tujuan medis - saat ini dikategorikan sebagai obat terlarang - mudah larut dalam cairan.
Dalam periode 10 tahun sampai 2017, obat bius ini menyebabkan 200 kematian di Inggris. Empat korban di antaranya digunakan pembunuh berantai di Inggris Stephen Port.
Seperti halnya Reynhard, Port menggunakan obat bius ini untuk melakukan perkosaan.
Para pegiat mengatakan pemerintah Inggris tidak berbuat cukup untuk menangani penyalahgunaan obat GHB untuk mencegah korban lebih lanjut.
Dampak terhadap para korban perkosaan oleh Reynhard, parah.
Lisa Waters dari Pusat Bantuan Serangan Seksual, St Mary`s Sexual Assault Referral Centre, mengatakan "sebagian pria sangat sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari."
Dampaknya bagi para korban antara lain ada yang menggunakan obat bius, tak bisa bekerja lagi, tak bisa melanjutkan studi di universitas dan ada yang merasa tak berguna lagi dalam keluarganya sehingga meninggalkan keluarganya.
Waters menambahkan, "Sebagian korban bahkan mencoba bunuh diri dan kami mencoba membantu mereka dan berusaha memastikan mereka merasa aman."
Kepolisian Manchester Raya menyatakan "jumlah korban yang sesungguhnya" dari Reynhard Sinaga di luar rentang waktu Januari 2015 sampai Juni 2017 mungkin tidak pernah diketahui.
Namun kepolisian menyerukan untuk siapapun yang ingat pernah berada di apartemen Reynhard Sinaga di Manchester untuk melapor.
Selama empat persidangan terpisah, Reynhard sama sekali tidak menunjukkan penyesalan atau simpati terhadap korban.
Ia selalu mengatakan bahwa semuanya "dilakukan atas dasar suka sama suka". Ia juga mengklaim bahwa apa yang ia lakukan bersama korban adalah bagian dari "fantasi seksual".
Pemerkosa berantai terbesar dalam sejarah Inggris ini kini mendekam di penjara Manchester seumur hidup.