Atasi Kemacetan, Kemenhub Bangun Bus Rapid Transit di Medan

Ilustrasi BRT.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Atasi kemacetan di Kota Medan, Kementerian Perhubungan dan Pemerintahan Kota Medan akan membangun ?lima koridor Bus Rapid Transit (BRT) pada 2020 ini. Hal ini, untuk mengajak masyarakat untuk menggunakan transportasi massal.

ASDP Indonesia dan Kemenhub Gelar Mudik Gratis Sambut Natal 2024, Simak Syaratnya!

BRT tersebut, merupakan program dilakukan Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution untuk mengatasi macet di kota terbesar nomor tiga di Indonesia. Kemudian, di ibu kota Sumatera Utara ini, akan menggunakan sistem transportasi terintegrasi.

Selain itu, ?BRT dioperasikan dengan fungsi untuk memberikan kemudahan bagi warga yang hendak beraktivitas berpergian dari rumah ke kantor atau kegiatan lainnya. Lima koridor itu antara lain, Amplas-Stasiun Kereta Api, Belawan-Stasiun Kereta Api-Pinang Baris-Stasiun Kereta Api. 

Kemenhub Sediakan Mudik Gratis Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025

“Jadi Stasiun Kereta Api itu menjadi central hub. Di tempat itu nantinya terjadi enter change penumpang. Misalnya dari Belawan ke Amplas, penumpang akan bertukar bus di stasiun kereta api. Ini bagian dari memudahkan masyarakat,” sebut Akhyar kepada wartawan di Medan, Kamis 2 Januari 2020.
 
Akhyar menjelaskan sistem BRT yang ada di kota Medan ini adalah Buy The Service. Jadi masayarakat membeli pelayanan dengan cara e-money yang nantinya disepakati apa saja provider e-money yang berlaku. 

"Dengan adanya BRT ini, masyarakat tak perlu khawatir lagi dengan waktu perjalanan, sebab waktu tempuh sudah diperhitungkan," ungkap Akhyar.

Penampakan 3 Pegawai Kemenhub Ditahan KPK Karena Terlibat Kasus Korupsi DJKA

Selanjutnya, para penumpang enggak mesti khawatir takut panas dan kehujanan, karena pelayanan BRT dibuat sangat nyaman. Termasuk halte-halte yang disiapkan oleh Pemko Medan. 

“Tujuan kami dengan Kemenhub dan pengelola BRT, memberikan pelayanan terbaik untuk para penumpang di Ibu Kota Sumatera Utara,” jelas nya. 

Akhyar memaparkan, para penumpang tidak usah khawatir dengan ketersediaan bus, jumlah penumpang per bus berkisar 40-an dan jarak antar bus dengan bus lainnya berkisar 5-10 menit. Jadi setiap halte berhenti, dan sistemnya hanya drop off. Penumpang turun dan naik.

Akhyar menambahkan jika ada penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan dari Stasiun KA ke tujuan lainnya, bisa dipilih bus yang berhenti. 

“Saya yakin, karakter anak Medan bisa terbiasa dengan sistem Bus BRT ini. Mudah-mudahan, kemacetan akan berkurang di kota Medan ini,” kata Akhyar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya