BPS Beri Sinyal Bahaya Lonjakan Inflasi Jika Bencana Banjir Berlanjut
- VIVAnews/Sherly
VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) menegaskan bahwa bencana banjir memiliki potensi memberikan pengaruh terhadap lonjakan harga komoditas atau inflasi. Hal itu bisa terjadi jika tidak ditangani secara cepat.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, pengaruh itu tercipta karena luapan air bisa mengganggu aktivitas produksi maupun distribusi barang. Sehingga jika kendala tersebut berlarut-larut atau lebih dari sehari, dipastikannya harga-harga akan naik.
"Banjir, tentunya akan berpengaruh, kalau itu berlanjut. Kalau selama banjir ini tidak berpengaruh kepada pasokan dan distribusi, besok akan pulih, itu pengaruhnya tidak akan besar tapi pasti ada," kata dia di kantornya, Jakarta, Kamis, 2 Januari 2020.
Meski begitu, dia mengaku belum memperhitungkan secara rinci seberapa besar dampak atau pengaruh banjir terhadap inflasi. Namun, sebagaimana diketahui, bencana alam yang terjadi pada 2018, seperti di Palu, telah membuat inflasi di kota itu mencapai 2,27 persen pada Oktober 2018, jauh di atas inflasi nasional pada periode itu sebesar 0,28 persen.
"Tentunya kita berharap kalau banjir tidak akan keterusan. Jadi mudah-mudahan enggak, kita harapkan sudah (surut banjirnya), sehingga semua musibah ini akan berhenti," ucapnya.
Sebagai informasi, Sejumlah wilayah Ibu Kota DKI masih terendam banjir pada Kamis, 2 Januari 2019. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal Doni Monardo menyebut sampai Rabu 1 Januari 2020 tengah malam sudah 30 ribu warga Ibu Kota mengungsi karena banjir.
Sementara itu, sejumlah ruas tol hingga saat ini juga masih terdampak banjir. Head Corporate Communication & Community Development Group PT Jasa Marga Tbk Dwimawan Heru mengungkapkan, tol yang masih digenangi air antara lain Tol Jakarta-Tangerang. Saat ini di Km 03+900 – Km 04+400 di kedua arah baik arah Tangerang maupun arah Jakarta terdapat genangan air setinggi 40-50 cm.