Kisah Turis Malaysia Salat di Masjid Uighur
- bbc
"Ada satu perasaan yang sangat lain. Kami merasai perasaan yang sama ketika salat. Satu perasaan sayu (terharu) yang menyebabkan kami semua meneteskan air mata ketika salat bagaikan titisan air hujan dari celah bumbung yang usang," tulis Khir mengisahkan pengalaman salat di masjid Uighur itu.
Khir bersama rombongannya beberapa kali mencoba untuk mencari masjid untuk salat di Xinjiang namun gagal.
Mereka akhirnya bisa masuk ke masjid itu "tanpa halangan" karena tak ada polisi di desa yang terletak di kampung di pelosok Gurun Gobi, tulisnya lagi.
Namun kegembiraan tak lama karena selesai salat mereka ditunggu oleh aparat bersenjata yang menanti di luar masjid.
Xinjiang seperti "penjara terbuka"
"Kelihatan seorang imam berusia (lanjut) lengkap berjubah sedang dimarahi oleh seorang pegawai yang sangat bengis," cerita Khir dan menambahkan bahwa imam tersebut berupaya menjelaskan bahwa mereka hanya salat di masjid tersebut.
Pemandu wisata mereka selama 17 hari - Andy - kata Khir berusaha meyakinkan petugas bahwa mereka hanya beribadah.
Tetapi mereka akhirnya dibawa ke lokasi yang tidak diketahui. Mereka mengaku dibawa oleh aparat bersenjata serta polisi, dan mereka terkejut melihat tempat yang "dikelilingi pagar di tengah desa terpencil dengan pejabat militer dan polisi menanti kedatangan mereka."