Jurus Menteri ESDM Atasi Defisit Solar Bersubsidi 2020
- Fikri Halim/VIVAnews.
VIVA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif mengakui kuota BBM bersubsidi khususnya solar selalu mengalami defisit setiap tahunnya. Permintaan masyarakat akan solar bersubsidi masih belum seimbang dengan ketersediaannya.Â
Arifin mengatakan, pihaknya juga menampung masukan dari Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa terkait masih banyaknya penyimpangan yang terjadi di lapangan. Ke depan, Pemerintah akan menyiapkan langkah-langkah untuk mengeliminasi penyimpangan tersebut.
Pertama, dia mengatakan, pihaknya akan mengimbau masyarakat hingga pelaku usaha untuk mengawasi penyaluran solar bersubsidi. Kedua, memaksimalkan sistem pengawasan melalui teknologi digital.
"Kita memasang yang disebut sebagai digitalisasi nozzle. Ini sudah dilakukan setahun dan harapannya di tahun 2020 bisa diselesaikan semuanya," kata Arifin di kantor BPH Migas, Jakarta, Senin 30 Desember 2019.Â
Terkait penyimpangan yang terjadi, dia mengaku telah menyaksikan sendiri bagaimana praktik-praktik yang berjalan terutama di daerah-daerah yang minim pengawasan.
"Praktik-praktik pengisian itu dilakukan di depan mata, di depan SPBU kemudian men-discharge di seberang jalan," ungkap dia.
Tentu saja, lanjut dia, usulan dari BPH Migas ini akan ditindaklanjuti dan disempurnakan ke depannya. Mekanisme pengawasan akan dimatangkan agar penyaluran BBM bersubsidi bisa dilakukan dengan tepat sasaran.
Â
Dia pun berharap dengan telah ditetapkannya kuota BBM bersubsidi pada tahun 2020 akan turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di samping, Pemerintah tepat berupaya menyalurkan subsidi dengan tepat sasaran.
"Jadi upaya pemerintah untuk mengalokasikan BBMÂ subsidi ini bisa menjadi konsern semua pihak dan menjadi tanggung jawab kita bagaimana kita bisa mendukung peningkatan pendapatan masyarakat kita di daerah-daerah terpencil," tuturnya.