Di Mana Posisi Indonesia Terkait Kasus Minoritas Uighur di China?
![Reuters/T. Peter](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2019/12/10/5def1330ca4b8-pemerintah-cina-akan-terus-berikan_665_374.jpg)
- dw
"Kita mengakui kedaulatan bangsa lain, dan dalam batas-batas tertentu kita tidak bisa terlalu banyak memberikan kritisi karena wilayah perhatian kita masih sekitar Asia Tenggara. Bisa dilihat di kasus Myanmar, Indonesia dan negara ASEAN lainnya lebih memilih jalan yang kita kenal sebagai Asian Way," ujar Nanto kepada Deutsche Welle Indonesia, Selasa.
Nanto lebih lanjut mengatakan bahwa terlepas dari pemberitaan oleh media massa dan aktivis HAM, pengetahuan objektif yang beredar di masyarakat terkait kasus di Xinjiang sangat terbatas.
"Seberapa besar pengetahuan kita tentang kondisi Uighur? Di satu sisi Cina melakukan semacam 'public diplomacy' dengan elemen-elemen muslim di Indonesia, yang lebih bersifat people to people diplomacy. Tetapi secara pemerintahan kita juga tidak pernah punya cukup pengetahuan tentang apa yang terjadi sebenarnya di Uighur, karena dalam ranah sesama pemerintah tidak pernah ada komunikasi yang membahas Uighur," kata Nanto.
Cina memang memandang isu kedaulatan dan kesatuan sebagai masalah yang sensitif. "Uighur adalah salah satunya, termasuk Tibet, Taiwan bahkan Laut Cina Selatan buat mereka itu harga mati.... Dialog di tingkat akademik pun terkesan kaku, Ini jadi semacam satu komando dari atas ke bawah."
Dengan demikian, Nanto mengatakan wajar bahwa isu-isu itu tidak akan ada dan dibahas dalam dialog antarnegara.
"Bahkan mitra-mitra Cina seperti Turki juga melakukan pendekatan ynag hampir tidak jauh berbeda dengan Indonesia karena itu adalah isu hard core-nya Cina yang kalau pun negara lain masuk maka Cina akan dengan tegas menegasikan hal itu."
Rumitnya hubungan Indonesia dan Cina