Bank Dunia Tekankan Pentingnya Sistem Perlindungan Sosial di Indonesia
- VIVAnews/Arrijal Rachman
VIVA – Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2019 akan mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni hanya lima persen, lebih rendah dari capaian 2018 sebesar 5,2 persen. Untuk itu, perlu adanya program utama demi melindungi ekonomi Indonesia ke depannya.
Acting Country Director World Bank Untuk Indonesia dan Timor Leste, Rolande Simone Pryce, mengatakan, tekanan perlambatan ekonomi dan perdagangan global yang terus terjadi saat ini, memang masih memberikan risiko ekonomi bagi banyak negara, termasuk Indonesia.
Karena itu, lanjut dia, kekuatan utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni konsumsi domestik, harus terus dijaga oleh pemerintah. Salah satunya adalah memperkuat sistem perlindungan sosial yang modern inklusif dan efisien untuk memperkuat human capital.
"Dalam menghadapi risiko ekonomi global, krusial bagi Indonesia menguatkan ekonomi domestik dan memperkuat pertumbuhan jangka panjang. Human capital jadi sumber utama dan sudah jadi prioritas utama Presiden Joko Widodo," kata dia acara Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia Bank Dunia, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019.
Program perlindungan sosial saat ini dianggap membentuk dasar yang kuat bagi Indonesia untuk dapat membangun sistem yang mampu mengatasi risiko, dan tantangan yang mungkin akan terus terjadi di masa depan. Seperti perubahan dan penuaan demografi, kemajuan teknologi, hingga pergerseran pola kerja.
"Investasi yang dilakukan di sektor human capital tidak hanya mengurangi stunting dan mendorong pendidikan, tapi juga sebagai sistem proteksi sosial yang menjadi krusial bagi Indonesia, dan sebagai kunci untuk mendorong ekonomi," katanya.
Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah dikatakan dapat mempertimbangkan sistem yang memberikan tingkat perlindungan minimum melalui semua tahap kehidupan alamiah seseorang. Jaminan minimum tersebut dapat dicapai dengan kombinasi program-program bantuan sosial yang sudah ada.Â
Misalnya, Program Keluarga Harapan atau PKH, Program Indonesia Pintar atau PIP, Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN hingga Jaminan Hari Tua atau JHT. Program-program tersebut dikatakannya telah mampu menjadi titik awal untuk memperkuat sumber daya manusia di Indonesia.