Mengapa Suka Menyiksa Diri dengan Makanan Super Pedas?
"Di negara beriklim hangat, hampir semua resep berbasis daging mengandung setidaknya salah satu jenis bumbu, termasuk bumbu dengan rasa yang sangat pedas, sementara di negara-negara yang lebih dingin, umumnya makanan disajikan tanpa bumbu, atau sedikit sekali," demikian simpulan kedua ilmuwan tersebut.
Negara-negara seperti Thailand, Filipina, India, dan Malaysia, merupakan negara-negara dengan penggunaan bumbu terbanyak, sementara Swedia, Finlandia, dan Norwegia menjadi negara dengan penggunaan bumbu paling sedikit.
"Saya percaya bahwa resep-resep makanan merupakan bukti sejarah yang menggambarkan perlombaan evolusi antara manusia dan parasit kita. Mikroba bersaing dengan kita untuk mendapatkan makanan," ujar Sherman.
"Apapun yang kita lakukan dengan makanan - pengeringan, memasak, pengasapan, penggaraman, atau penambahan bumbu - adalah upaya untuk menjaga kita dari keracunan."
Antidot untuk rasa hambar?
Pakar antropologi makanan Kaori O`Connor memberi penjelasan lainnya.
Turki, salah satu produsen cabai terkemuka di dunia, juga memiliki tingkat konsumsi cabai perorangan tertinggi. - Getty Images
Ia menjelaskan bahwa, seperti halnya tebu dan kentang, cabai merupakan bahan makanan yang tidak dikenal di benua Eropa sebelumnya. Tapi, setelah bangsa Eropa mencapai benua Amerika dan mulai memperluas jalur dagang, cabai mulai mendunia.
"Cabai mulai dikenal di kalangan petualang dari benua Eropa," ujar O`Connor.
Cabai kemudian mulai diadopsi di berbagai resep makanan di seluruh dunia, termasuk di India, China, dan Thailand.
"Kita bisa membayangkan, dulunya makanan di Eropa terasa sangat hambar. Tapi kehadiran cabai dapat memperkuat rasa, sama halnya dengan gula."