Mengapa Suka Menyiksa Diri dengan Makanan Super Pedas?
Berbeda dengan burung: biji-biji cabai lewat begitu saja dan akan keluar bersama kotoran mereka, untuk kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.
Jadi, jika tanaman cabai mengembangkan mekanisme untuk melindungi diri dari mamalia, kenapa mekanisme tersebut gagal berlaku pada manusia?
Kompetisi makan cabai seperti yang dilaksanakan di Hanghzou, China, ini menjadi semakin populer di penjuru dunia. - Getty Images
Fenomena ini cukup mengejutkan mengingat manusia umumnya mengasosiasikan rasa pahit dengan racun - salah satu mekanisme untuk bertahan.
Ada beberapa petunjuk yang menjelaskan mengapa manusia menjadi satu-satunya mamalia yang makan cabai.
Sensasi terbakar
Salah satu teorinya adalah bahwa manusia mengembangkan selera makan pedas karena makanan pedas memiliki fungsi antijamur dan antibakteri.
Manusia mulai menyadari bahwa makanan pedas akan lebih tahan lama - rasa pedasnya menjadi penanda bahwa makanan tersebut belum basi.
Hipotesis ini dikemukakan oleh pakar biologi dari Cornell University, Jennifer Billing dan Paul W. Sherman, pada 1998.
Mereka menganalisis ribuan resep tradisional berbasis daging di 36 negara dan menemukan bahwa bumbu-bumbu lebih banyak digunakan di negara-negara dengan iklim hangat, di mana makanan akan lebih mudah basi.
Apakah kesukaan kita terhadap cabai merupakan mekanisme untuk mencegah keracunan makanan? - Getty Images