Sengkarut Masalah di Garuda Tuntas kalau Menteri Erick Lakukan Ini

Miniatur Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia.
Sumber :
  • instagram @garuda.indonesia

VIVA – Perusahaan penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk, disebut-sebut banyak tersangkut berbagai masalah usai dipimpin I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara sebagai direktur utama. Penyelesaiannya, tidak lain adalah perubahan pola penunjukan kepemimpinan.

Adaptasi di Tengah Pandemi, KAI Optimalkan Aset Ini Jaga Kinerja

Pengamat penerbangan dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Suharto Abdul Majid menjelaskan, kasus penyelundupan, pemolesan laporan keuangan, hingga meroketnya harga tiket pesawat, kuat dipengaruhi perilaku pimpinan yang memang tak profesional.

Menurut Suharto, persoalan itu menyangkut masalah paling dalam dan klasik yakni kekuasaan, kewenangan, otoritas berkelindan dengan lemah atau tidak efektifnya pengawasan. Ujung-ujungnya hadirlah korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Erick Thohir Tegaskan Perusahaan BUMN Harus Palugada

"Saya kira ini soal perilaku manusia-manusianya. Ini menyangkut persoalan paling dalam dan klasik," ujarnya kepada VIVAnews, dikutip Selasa 10 Desember 2019. 

Karena itu, dia memandang, peranan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi sangat penting dalam menciptakan proses bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik. Sebab, kata dia, jika penunjukan pimpinan BUMN tidak tepat, yang menjadi korban adalah masyarakat.

BNI Cetak Laba Bersih Rp4,32 Triliun pada Kuartal III-2020

Misalnya, seperti kasus meroketnya harga tiket sejak akhir 2018 hingga saat ini. Kata dia, itu tidak terlepas dari ketidakmampuan jajaran direksi Garuda dalam mencari sumber-sumber pendapatan yang inovatif atau tidak konvensional. 

"Itu perlu dikaji dan diusut betul. Bisa diduga proses bisnis yang tidak efisien. Kata kuncinya harus efisien, efektif, dan inovatif," tuturnya.

Transaksi di Pegadaian.

Nasabah Pegadaian Melonjak Selama COVID-19 jadi 3 Juta Orang

Pegadaian mencatat kenaikan jumlah nasabah sebesar 21,4 persen secara tahunan dari 15 Juta menjadi 18 Juta.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2021