Bos Baru Mandiri Pesimis Pertumbuhan Kredit Tembus di Atas 10 Persen

Kartu Debit Bank Mandiri
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, yang baru, Royke Tumilaar, pesimistis pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini bisa double digit atau di atas 10 persen. Itu, karena kondisi ekonomi global dan domestik yang cenderung sedang lemah.

Demi Capai SDG's, Luhut dan PM Kenya Teken Perjanjian Soal Aliansi Keuangan Campuran Global

Dia mengungkapkan, pertumbuhan kredit tahun ini diperkirakan mentok hanya di kisaran sembilan persen. Meskipun, pertumbuhan kredit konsolidasi hingga kuartal III 2019, masih mampu naik menyentuh angka 11,5 persen.

"Diusahain, berusaha untuk mencapai 10 persen, tapi kan kita enggak tahu. Kayaknya berat, mungkin sekitar sembilan persenan, it's fine. Tapi kan, tinggal beberapa bulan, tinggal beberapa hari," kata dia di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin 9 Desember 2019.

Ada Perang di Timur Tengah, Dirut BNI Sebut Ekonomi Global Masih Tak Pasti

Apalagi, lanjut dia, di tengah kondisi ekonomi saat ini, perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) banyak yang melakukan konsolidasi, ketimbang ekspansi. Begitu juga dengan perusahaan swasta, yang cenderung memilih kebijakan wait and see.

"Kalau lihat kan, BUMN-BUMN lagi konsolidasi, lagi ada perbaikan-perbaikan ya. Kita mau shifting ke swasta. Swastanya juga banyak yang wait and see, kan ini sulit," jelasnya.

Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed Terhadap Ekonomi Global

Begitu juga untuk 2020, menurutnya, kondisi bisnis tak akan berbeda sebagaimana yang terjadi tahun ini. Maka itu, hingga 2020, dia masih mematok pertumbuhan kredit akan di kisaran 9-10 persen dan mengutamakan pendapatan dari transaksi fee base.

"Sudah enggak seperti tahun-tahun sebelumnya 14-16 persen. Bank Mandiri kan sudah gede, asetnya besar, makanya kita shifting mulai ke transaction fee based," tuturnya.

Karena itu, di bawah kepemimpinannya, pola bisnis yang akan diterapkan Bank Mandiri nanti lebih mengandalkan pembiayaan ke sektor-sektor bisnis koorporat. Artinya, mengutamakan pembiayaan pada anak perusahaan yang telah menjadi nasabahnya.

"Corporate itu kan turunan dari perusahaan-perusahaan besar, banyak value chain-nya. Supplyer-nya, distributornya, angkutannya. Nah, itu akan jadi bagian target ekspansi kita ke depan," tuturnya. (asp)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan jajaran Deputi Gubernur BI saat konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI

Gubernur BI Prediksi Ekonomi Dunia Bakal Melambat dan Inflasi Tinggi Dipicu Kebijakan Tarif AS

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat, dan inflasi dunia akan kembali tinggi.

img_title
VIVA.co.id
20 November 2024