64,28 Juta Penduduk Indonesia Rentan dan Hampir Miskin
- U-Report
VIVA – Pemerintah mengklaim telah mampu menurunkan angka kemiskinan di Indonesia, menjadi sebesar 25,41 jiwa pada Maret 2019. Jumlah tersebut turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 25,67 juta jiwa, berdasarkan data Badan Pusat Statistik.
Meski begitu, Founder Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Hendry Saparini mengingatkan, bahwa meski mengalami penurunan, status penduduk miskin masih didominasi oleh penduduk rentan miskin dan hampir miskin sebanyak 64,28 juta jiwa.
Menurutnya, banyaknya penduduk yang rentan miskin dan hampir miskin tersebut memiliki potensi negatif bagi pemerintah ke depannya. Dikarenakan mereka hanya bergantung dari berbagai program bantuan sosial yang disediakan oleh pemerintah.
"Jadi penduduk hampir miskin itu kalau tidak disokong terus mereka jatuh lagi di bawah garis kemiskinan, maka butuh anggaran besar sekali agar mereka tidak jatuh lagi," kata dia di acara Indonesia Proverty Outlook 2019, Jakarta, Senin, 9 Desember 2019.
Karena itu, dia menilai, jika program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah hanya terus berupa program-program bantuan sosial, tanpa adanya program pendampingan pemberdayaan, maka jumlah kemiskinan tersebut akan menjadi bom waktu.
Misalnya, program reforma agraria yang terus digencarkan Presiden Joko Widodo sejak dia menjabat pada 2015. Jika hanya sebatas bagi-bagi sertifikasi tanah bagi masyarakat tanpa adanya pendampingan, mereka akan menjadikan sertifikat tersebut sebagai agunan untuk pinjam modal belaka, dan ujungnya tanah tersebut akan diambil lembaga keuangan jika tak mampu bayar.
"Kesenjangan kepemilikan lahan akan semakin hebat, karena tidak kita barengi pendampingan, sehingga yang punya tanah hanya diformalkan untuk kemudian diambil lagi secara formal," katanya.
Dengan begitu, dia mengatakan, strategi dan kebijakan yang dilakukan harus ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. Bukan sekadar mengurangi angka kemiskinan tanpa melakukan lompatan peningkatan pendapatan masyarakat miskin.
"Dalam kategori Bank Dunia, Indonesia harus meningkatkan jumlah masyarakat yang terkategori aman, dan kelas menengah. Di China persentase kelas menengah yang berada di desa sangat besar. Pada tahun 2007 jumlah kelas menengah China yang tinggal di desa mencapai 636 juta atau 53,9 persen dari total penduduknya," katanya.