Logo DW

Ingin Gaya Tapi Bokek? Intip Tantangan Finansial Generasi Milenial

Reuters/Kim Hong-Ji
Reuters/Kim Hong-Ji
Sumber :
  • dw

Inilah generasi yang disebut-sebut sebagai generasi enggan menikah. Mereka generasi pertama yang meletakkan pernikahan dan keluarga sebagai prioritas kedua setelah kesuksesan profesional.

Di Amerika Serikat, median usia mereka yang menikah pertama kali saat ini adalah 27 tahun untuk perempuan dan 29 tahun untuk laki-laki. Angka ini mengalami perubahan besar dari 20 tahun untuk perempuan dan 23 tahun untuk laki-laki di tahun 1960. Pew Research bahkan merilis data, 25 persen dari generasi milenial diperkirakan tidak akan pernah menikah. Di Amerika Serikat, angka ini merupakan angka paling tinggi dalam sejarah. Keinginan untuk menikah memang menurun drastis sejak beberapa tahun lalu.

Keengganan menikah disebabkan oleh alasan finansial. Selain karena urusan finansial, penolakan terhadap pernikahan juga terjadi karena generasi milenial menjadi saksi begitu banyaknya pernikahan gagal di sekeliling mereka.

Sekian banyak generasi milenial adalah produk gagal pernikahan, mereka tumbuh dalam lingkungan yang rentan perceraian dan cekcok dalam pernikahan. Karena itu tak bisa disalahkan generasi milenial memandang pernikahan sebagai investasi buruk. Daripada menggantungkan kebahagiaan pada pernikahan, lebih baik memfokuskan diri pada karier yang memberi kepuasaan dan pemenuhan kebutuhan finansial.

Melajang tetap tak stabil secara finansial

Namun yang sering terjadi, menunda pernikahan tak menjadikan kondisi finansial generasi milenial membaik. Justru, keinginan mereka untuk lebih stabil secara finansial sebelum menikah jarang tercapai. Menurut survei Charles Schwab, hanya 38 persen milenial yang stabil secara finansial, selebihnya hidup pas-pasan.

Meskipun demikian, generasi milenial tetap rajin mengadopsi gaya hidup konsumtif dengan memenuhi kebutuhan nonesensial seperti makan di restoran, hiburan, belanja barang mewah, dan liburan.