Debat Terakhir Dua Kandidat PM Inggris, soal Anggaran hingga Brexit
- dw
Dua kandidat utama Perdana Menteri Inggris Raya saling adu gagasan pada debat terakhir yang disiarkan di televisi pada hari Jumat (06/12) kemarin waktu setempat, sebelum warga Inggris menuju ke tempat pemungutan suara minggu depan.
Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn, dalam pernyataan pembukaannya, mengatakan: "Jutaan orang sedang berjuang. Mereka membutuhkan pemerintahan yang ambisius di pihak mereka. Suara untuk Partai Buruh adalah suara untuk perubahan nyata."
Kemudian Boris Johnson, pemimpin Partai Konservatif menjawab: "Kita akan membuka peluang, dan meningkatkan semua pelayanan. Tapi itu hanya akan terjadi dengan pemerintah Konservatif. Jika Partai Buruh masuk akan ada kekacauan dan dua referendum," mengacu pada Brexit, keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Brexit
Awalnya debat dimulai relatif hati-hati sampai pada akhirnya PM Johnson menuduh sejumlah pihak yang dirasa berlawanan dengannya mendukung perpecahan Inggris, ketika kedua politisi tersebut membahas tentang dampak Brexit di Irlandia Utara.
"Saya merasa sedikit penasaran untuk diberi ceramah tentang persatuan antara Inggris Raya dan Irlandia Utara, ketika dia (Corbyn) benar-benar mendukung selama empat dekade kampanye yang dilakukan IRA (Tentara Irlandia Utara) untuk menghancurkannya (persatuan)," kata Johnson.
Corbyn membantah tuduhan tersebut sambil memuji pemerintahan Partai Buruh sebelumnya yang mampu mencapai kesepakatan damai melalui Perjanjian Jumat Agung pada tahun 1998.