8 Mitos Vaksin di Balik Wabah Campak: Autisme hingga Konspirasi Barat
- bbc
Jumlah kasus campak, sebuah penyakit yang dapat dicegah tapi sangat mematikan, bertambah berkali lipat selama tiga bulan pertama 2019, dibandingkan periode yang sama tahun 2018, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).
WHO menyebut data sementara mengindikasikan sebuah `tren yang jelas` di berbagai belahan dunia yang terjangkit campak. Di Afrika, kemunculan penyakit ini meningkat hingga 700%.
Campak terkadang dapat memicu komplikasi penyakit serius, termasuk infeksi paru-paru dan otak. Dampaknya akan sangat fatal.
Secara global, penyakit ini membunuh 140.000 orang di seluruh dunia selama 2018, menurut data WHO. Angka itu muncul walau vaksin telah diperkenalkan ke publik lebih dari 50 tahun lalu.
- BBC
Menurut WHO, sebelum kemunculan vaksin tahun 1963, epidemi penyakit campak terjadi setidaknya setiap dua hingga tiga tahun sekali. Saat itu, campak disebut menyebabkan 2,6 juta kematian setiap tahun.
Namun WHO mengkalkulasi bahwa selama 18 tahun terakhir vaksin campak telah menyelamatkan 23 juta jiwa. Meski begitu, WHO menyebut tingkat vaksinasi secara global stagnan.
Pertanyaannya, mengapa tingkat vaksinasi penting untuk mengontrol penyebaran campak? Dan, mengapa tingkat vaksinasi itu menurun?
Batas aman
WHO mendaftar pencapaian dan berita bohong yang berkembang tentang vaksin sebagai faktor utama di balik wabah campak yang meluas.
"Secara umum sejumlah kasus campak di sebuah negara dapat secara cepat bertambah menjadi ratusan ribu kasus karena tidak adanya proteksi dari vaksin," demikian pernyataan WHO.
Wabah campak terjadi di Madagaskar awal 2019, menewaskan lebih dari 1.200 orang, termasuk anak-anak. - Getty Images
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi yang tepat.