Energi Mega Persada Catat Laba Usaha US$63,9 Juta di 9 Bulan Pertama
- VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk, menggelar acara pemaparan publik, guna melaporkan kinerja keuangan perusahaan pada sembilan bulan pertama di tahun buku 2019.
Vice President Investor Relations and Corporate Communications Energi Mega Persada, Herwin W. Hidayat menjelaskan, penjualan dari September 2018, sampai dengan September 2019, cukup konsisten, yakni berada pada level US$191.994.648.
"Beban keuangan turun drastis, dari sebelumnya itu ada beban keuangan sekitar US$35 juta di 2018. Kini, turun lebih dari setengahnya menjadi hanya US$18 juta," kata Herwin di kantornya, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 6 Desember 2019.
Herwin menjelaskan, hal ini karena perseroan berkode saham ENRG ini berhasil melunasi dan me-refinancing fasilitas-fasilitas pinjaman yang sudah ada. Sehingga, dengan menurunnya fasilitas pinjaman, akan turun pula beban bunga terkait fasilitas pinjaman tersebut.
Laba usaha atau operating profit, diakui Herwin, juga mengalami peningkatan dari 2018, yang hanya sekitar US$36 juta, meningkat menjadi hampir US$64 juta atau tepatnya US$63.939.672. "Jadi, naik hampir dua kali lipatnya di tahun 2019 ini," ujar Herwin.
Kemudian, terjadi juga peningkatan pada laba bersih perseroan, dari sebelumnya mengalami rugi bersih US$14 juta di 2018, hingga membukukan keuntungan sebesar hampir US$12 juta di 2019.
"Sementara untuk EBITDA, cukup konsisten di level hampir sekitar US$100 juta dari tahun ke tahun," ujarnya.
Diketahui, saat ini Energi Mega Persada tengah menangani proyek hulu minyak, gas, dan menjadi produsen coal bed methane, di sejumlah wilayah Indonesia dan Mozambique, Afrika Timur.
Perseroan saat ini mengoperasikan terbukti, terukur, dan terkira sebesar 1.680 miliar kaki kubik gas, dan 9,64 juta barel minyak. Pada sembilan bulan pertama 2019, perusahaan tercatat telah memproduksi sekitar 2.354 barel minyak per hari, dan 140,68 juta kubik gas kaki per hari.