Pakistan Diamkan Perdagangan Wanita ke China demi Kepentingan Bisnis
- dw
Bisnis gelap itu "kini berlanjut dan bahkan berkembang. Kenapa? Karena mereka tahu tidak akan diburu. Otoritas tidak akan menindaklanjuti dugaan kasus dan semua didesak agar tidak menyelidiki kasusnya. Perdagangan manusia sekarang meningkat."
Sang perwira merasa harus bersuara lantaran, "saya harus hidup dengan diri sendiri. Di mana rasa kemanusiaan kita?"
Investigasi AP awal tahun ini mengungkap bagaimana minoritas Kristen Pakistan kini dijadikan target bidikan oleh makelar yang membayar orangtua untuk menikahkan anak perempuannya dengan pria China. Para pengantin itu hidup terisolasi dan tidak jarang mengalami penganiayaan atau dijual untuk prostitusi.
Baca juga: Wajib Pemakaian Burqa dan Jilbab Dicabut Akibat Medsos
Dalam laporannya, AP berbicara dengan belasan korban, sebagian berhasil pulang ke kampung halaman, sementara yang lain terjebak di China. Kesaksian juga dikumpulkan dari orangtua, tetangga, saudara korban dan pegiat Hak Asasi Manusia.
Umat Kristen dibidik karena tergolong kelompok paling miskin di Pakistan. Sindikat kejahatan kemanusiaan tersebut biasanya digerakkan oleh makelar China dan Pakistan, serta sejumlah pemuka agama lokal, biasanya dari gereja protestan, yang menerima uang suap untuk membujuk jemaat masing-masing agar mau menjual anak perempuannya.
Penyidik juga mendapati setidaknya seorang pemuka agama Islam yang menjalankan agen pernikahan di pondok pesantrennya sendiri.