Interpack 2020 Beberkan Teknologi Baru Industri Kemasan di Dunia
- Pixabay/pexels
VIVA – Pameran bisnis industri pengemasan dan industri terkait lainya Interpack, akan kembali digelar di Düsseldorf, Jerman, pada tanggal 7 – 13 Mei 2020. Roadshow pameran tersebut pun telah dilakukan saat ini
Interpack Messe Düsseldorf GmbH melakukan roadshow ke negara-negara di dunia antara lain Indonesia, bertemu dengan 90 pengusaha industri pengemasan Indonesia. Hal itu dilakukan guna memberikan edukasi tren pengembangan industri kemasan di dunia.
"Penting bagi pengusaha Indonesia hadir di Interpack 2020 karena pameran ini akan menghadirkan tren-tren teknologi masa depan yang diprediksi sudah semakin berkembang di penghujung 2019, “ujar Thomas Dohse, Deputy Director Interpack Messe Düsseldorf GmbH dikutip dari keterangan resminya, Rabu 4 November 2019.
Saat ini menurutnya, ada 18 hall area pameran di Interpack 2020 telah habis terjual. Hall itu diisi oleh 3.000 perusahaan teknologi pengemasan ternama dari 60 negara di dunia.
"Bahkan permintaan penambahan luas area pameran masih terus berdatangan,"tambahnya.
Pameran Interpack digelar yang digelar setiap tiga tahun selalu mencatat jumlah pengunjung yang fantastis. Di 2017, Interpack dikunjungi oleh 170,899 pengunjung dari 169 negara di mana 75 persen dari jumlah tersebut memiliki jabatan penting dan merupakan pengambil keputusan di perusahaannya.
Interpack berfokus pada solusi pengemasan dan teknologi proses terkait, ditujukan bagi para pengusaha di bidang makanan, minuman, gula-gula, produk roti, farmasi, kosmetik, barang konsumsi bukan makanan dan barang industri. Penyelenggara juga mengelompokkan eksibitor-eksibitor terkait ke dalam satu kluster untuk mempermudah pengunjung mencari teknologi yang diinginkan.
Misalnya, penyuplai teknologi kemasan obat-obatan berada dekat dengan kosmetik. Atau pengunjung yang mencari mesin untuk teknologi pelabelan dan identifikasi, produksi bahan kemasan dan pencetakan kemasan berada dalam satu hall pameran sehingga waktu kunjungan menjadi lebih efisien.
Satu dari sekian tren internasional yang dihadirkan di interpack 2020 yakni penggunaan kemasan ramah lingkungan (sustainable packaging). Seiring dengan maraknya isu mengenai pemanasan global dan isu-isu lain yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan yang menjadi sebuah permasalahan tersendiri beberapa tahun ini.
Menurutnya, ide penggunaan kemasan ramah lingkungan ini sudah lebih berkembang terlebih dahulu di kalangan asing. Kini para pelaku industri di Indonesia, juga melihat hal ini sebagai peluang untuk mengembangkan dan mengikuti tren ini agar tidak tersisih dalam persaingan global.
Selain itu penggunaan kemasan ramah lingkungan merupakan suatu keperluan yang harus di terapkan oleh setiap pelaku industri di Indonesia. Mengingat saat ini, dunia tengah diramaikan oleh isu-isu mengenai bahaya limbah yang berasal dari sampah produk terutama limbah plastik.
Berbicara di presentasi Interpack 2020, Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) Henky Wibawa menekankan, pentingnya sustainable packaging dalam mempromosikan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik, mengurangi bahaya terhadap lingkungan, dan dalam jangka panjang menurunkan biaya.
"Penting memikirkan kembali desain kemasan dan pembuatannya dalam penerapan Industri 4.0. 81 persen dari dampak lingkungan suatu produk berada pada tahap desain," ungkapnya.
Henky menilai, pentingnya mengadopsi desain berkelanjutan dalam kemasan sebagai satu pendekatan untuk produksi kreatif. Hal itu mendasari pengambilan keputusan yang efektif terhadap pengurangan dampak pada masyarakat dan lingkungan.
"Dengan teknologi baru dan pendekatan desain, pengemasan dapat membantu mencegah pemborosan makanan di berbagai tahapan rantai nilai. Pengusaha Indonesia dapat memanfaatkan pameran Interpack 2020 untuk mengakses teknologi terbaru dalam pengemasan agar tetap dapat bersaing," ujar Henky.