Bagaimana Ulama Wahabi Terbelah Soal Penawaran Saham Aramco
- dw
Namun ulama lain yang tak kalah berpengaruh, Abdelaziz al-Fawzan, yang ditangkap tahun lalu, mengatakan sebagian dari proses penjualan saham Aramco bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. "Saya ingin membeli saham, tapi Fawzan mengatakan hal itu merupakan Riba dan Mutlaq mengatakan halal. Kami kebingungan di antara keduanya," tulis seorang pengguna Twitter.
Fawzan ditangkap lantaran mengritik kebijakan tegas pemerintah Saudi terhadap ulama dan tokoh agama. Dalam sebuah unggahan di Twitter, dia menyebut Riyadh "sedang mengobarkan perang terhadap agama dan nilai-nilai Islam."
Gejolak iman tidak hanya terjadi di Arab Saudi, melainkan juga di negeri Jiran Kuwait. Seperti dilaporkan Bloomberg, Kementerian urusan Waqf dan Agama Islam awal Oktober lalu menelurkan fatwa yang melarang IPO Shamal Al-Zhour, perusahaan listrik negara karena bertentangan dengan Islam. Fatwa tersebut dikhawatirkan ikut mempengaruhi sikap investor lokal terkait penjualan saham Aramco.
Baca juga: Penyerangan Aramco: Produksi Berkurang Setengah, Harga Minyak Melonjak
Namun ini bukan kali pertama ulama Saudi berusaha menghalangi perdagangan saham perdana perusahaan negara. Saat National Commerical Bank membuka saham ke publik lima tahun silam, komite fatwa yang dipimpin Mufti Besar Syeikh Abdul Aziz al-Asyeikh, juga menyebut perdagangan tersebut sebagai Riba.
Uniknya fatwa tersebut juga didukung oleh Syeikh Abdullah al-Mutlaq yang kini getol mengkampanyekan IPO Aramco. "Apa yang jelas buat saya bahwa hal ini tidak diizinkan, "katanya saat itu seperti dikutip Arab News.
rzn/vlz (AFP, Bloomberg, ArabNews, Al-Arabiya)