Logo ABC

Cara Orang Indonesia Obati Kangen Tempe di Australia

Puji Rahayu (kedua dari kiri) bersama suami, Kuncoro Ash Nugroho (mengenakan peci) membuka kursus pembuatan tempe gratis di Sydney atas banyaknya minat warga Indonesia.
Puji Rahayu (kedua dari kiri) bersama suami, Kuncoro Ash Nugroho (mengenakan peci) membuka kursus pembuatan tempe gratis di Sydney atas banyaknya minat warga Indonesia.
Sumber :
  • abc

"Oh, bisa [jadi sumber penghasilan] juga sih. Banyak juga yang mau bayar. Mereka bersedia membayar AUD$10-$20 (Rp 95 ribu- Rp 90 ribu) per pertemuan untuk satu orang."

Namun, perempuan berumur 44 tahun itu mengatakan bahwa kursus gratis tersebut merupakan ungkapan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Indonesia atas beasiswa yang dianugerahkan kepadanya sebanyak dua kali.

"Ungkapan terima kasih ini sebenarnya karena saya sudah memakai uang pajak untuk sekolah dalam bentuk beasiswa DIKTI untuk S2 dan LPDP untuk S3 saya," kata Puji.

"Bahwa beasiswa saya dapat karena merit-based [atau berdasarkan kinerja kerja] tapi tetap saya perlu berterima kasih kepada masyarakat Indonesia, salah satunya yang ada di Sydney."

Menurutnya, ilmu pembuatan tempe adalah tanda terima kasih yang cocok melihat banyaknya warga Indonesia yang selalu kangen makan tempe khususnya di Sydney.

"Selain harganya yang semakin mahal, rasanya pun berbeda dengan tempe yang di Indonesia."

Membuat tempe di Australia Puji Rahayu di tengah mengajar kursus Puji Rahayu mengatakan kursus pembuatan tempe gratis yang ia adakan merupakan bentuk ucapan terima kasih kepada pemerintah Indonesia.

Foto: supplied