PLN Dapat Penyertaan Modal Terbesar dari Negara pada 2020
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA – Pemerintah telah menetapkan Penyertaan Modal Negara atau PMN pada 2020 sebesar Rp17,73 triliun secara tunai maupun non tunai terhadap tujuh Badan Usaha Milik Negara atau BUMN dan penguatan neraca transaksi berjalan. Tujuannya, mendorong peran BUMN untuk akselerasi pembangunan.
Adapun tujuh perusahaan tersebut yaitu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), PT Hutama Karya, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), PT Geo Dipa Energi, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (PANN).
"Alokasi PMN dalam APBN 2020 dimaksudkan untuk mendorong peran BUMN untuk akselerasi pembangunan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta Senin, 2 Desember 2019.
Dia menjabarkan, PLN mendapat alokasi PMN terbesar pada 2020, yakni sebesar Rp5 triliun. Tujuannya, untuk menyelesaikan pembangunan proyek ketenagalistrikan antara lain untuk program pengembangan pembangkit tenaga listrik.
"Termasuk yang berasal dari energi baru dan terbarukan, transmisi, gardu induk, distribusi dan listrik pedesaan serta mempercepat penyediaan listrik di seluruh wilayah Indonesia terutama desa terluar, terdepan, dan tertinggal," tuturnya.
Kemudian, untuk PT PANN sebesar Rp3,76 triliun yang berasal dari konversi utang pokok dari subsidiary loan agreement (SLA) menjadi PMN. PT Hutama Karya sebesar Rp3,5 triliun yang merupakan kesinambungan dari PMN yang telah diberikan pada tahun 2015, 2016, dan 2019.
"Di mana dana tersebut akan dimanfaatkan untuk mendukung penyelesaian ruas-ruas prioritas dari Jalan Tol Trans Sumatera, yaitu Pekanbaru-Dumai dan Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung," tegasnya.
Untuk PT SMF, PMN yang digelontorkan adalah sebesar Rp2,5 triliun, PT PNM Rp1 triliun, PT Geo Dipa Energi Rp700 miliar, PT BPUI Rp270 miliar, dan PMN untuk Penguatan Neraca Transaksi Berjalan Rp1 triliun.
"Ini untuk mendukung terobosan kebijakan dalam meningkatkan kinerja ekspor nasional dan menekan impor khususnya impor migas melalui investasi kepada BUMN untuk penguatan neraca transaksi berjalan," tegasnya.