Menteri Bambang Targetkan SDM RI Bisa Bikin Teknologi LRT
- Dokumentasi Kemenristek.
VIVA – Menteri Riset Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, melakukan uji coba kereta Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) dari Stasiun Cibubur-Ciracas, hari ini.
Bambang pun kaget dengan kualitas kereta garapan PT INKA yang baik. Perjalanan serta operasionalnya yang sangat mulus, hingga hampir tidak ada kebisingan dan sangat lancar pun dipuji.
Menurut Bambang, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penguasaan riset teknologi dan inovasi putra putri bangsa Indonesia untuk beberapa teknologi penting perkeretaapian terus berkembang. Apalagi jika dikolaborasikan dengan PT INKA yang dengan berbagai lembaga seperti BPPT, LIPI maupun perguruan tinggi.
"Ke depan diyakini teknologi-teknologi ini akan sangat dibutuhkan di Indonesia," ujar Bambang saat uji coba LRT Jabodebek dari Cibubur ke stasiun LRT Ciracas, di Stasiun LRT Cibubur Harjamukti Cimanggis, Depok, Kamis 28 November 2019, dikutip dari keterangannya.
Bambang menjelaskan, pihaknya sangat mendukung pengembangan industri kereta api di Indonesia. Kemenristek/BRIN telah melakukan pengujian ini dari mulai dari tahap proses pembuatan gerbong hingga pengoperasian yang dibuat oleh INKA dengan proses pengujian oleh BPPT dan LIPI.
Kereta LRT ini nantinya akan menghubungkan jalur Cibubur-Cawang-Dukuh Atas, di mana jalur Cawang terhubung ke rute Bekasi. Menurutnya, ada lima kota besar yang membangun sistem transportasi massal berbasis rel atau berbasis kereta api.
"Artinya kebutuhan akan kereta api, gerbongnya, lokomotifnya, maupun infrastruktur relnya akan sangat besar," ungkapnya.
Menteri Bambang menambahkan, dalam pengembangan industri kereta api, hal yang perlu diperhatikan selain tingkat komponen dalam negeri kereta, juga kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang perkeretaapian. Putra-putri Indonesia harus terus-menerus ditingkatkan kemampuan penguasaan teknologi di bidang kereta api, mulai dari proses produksi hingga pengoperasian.
"Teknologinya memang masih beli dari luar negeri," tuturnya.
Bambang juga berharap para teknisi dan karyawan PT INKA tidak bergantung semata-mata dari teknologi yang telah dikembangkan dari luar negeri. Namun, kolaborasi dengan peneliti Indonesia baik dari lembaga riset maupun perguruan tinggi, diharapkan juga mampu mengembangkan dan menciptakan teknologi kereta api dalam negeri.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, kereta LRT yang telah dibangun oleh PT INKA ini telah dilakukan pengujian oleh BPPT baik dari segi sistem persinyalannya serta maupun infrastrukturnya seperti gerbong, sistem kendali, AC dan juga getarannya.