Jerman Diminta Bertindak atas Penahanan Muslim Uighur
- dw
“Platform Operasi Gabungan Terpadu” yang digunakan untuk melacak dan mengevaluasi setiap gerak gerik dari para Uighur itu dikembangkan sebagian oleh Perusahaan Teknologi Elektronik Cina (CETC), sebuah perusahaan yang dikelola negara.
Juru bicara perusahaan manufaktur terbesar Eropa itu mengatakan kepada DW dalam sebuah pernyataan bahwa Perusahaan Cina itu pernah berurusan dengan Siemens. Menurutnya, Siemens memberi masukan kepada CETC tentang “solusi manufaktur cerdas” yang digunakan dalam fasilitas produksinya.
Siemens juga disebut menawarkan solusi optimalisasi dan standar produk yang sama ke berbagai kliennya. Perusahaan multinasional itu bersikeras tidak memasok produk apa pun kepada CETC. “Siemens tidak memasok produk apa pun yang digunakan dalam produk akhir pelanggan kami”, ujar Juru Bicara Siemens, mengacu pada sistem pengawasan yang digunakan oleh CETC.
“Untuk sekarang, kami mengikuti situasi ini dengan sangat cermat,” kata juru bicara itu ketika ditanya tentang apakah Siemens akan mengevaluasi kembali hubungan bisnisnya dengan CETC.
Kepala Juru Bicara Kanselir Angela Merkel, Steffen Seibert, mengatakan kepada wartawan pada hari Senin (25/11) bahwa “dalam situasi di mana tidak ada sanksi, hal itu semata-mata menjadi keputusan dari perusahaan mana pun” untuk melanjutkan beroperasi di wilayah tersebut atau tidak.
Baca juga: Angela Merkel Kunjungi Kawasan Teknologi Tinggi Cina, Shenzen
Ikatan yang rumit
Siemens bukanlah satu-satunya perusahaan Jerman dengan transaksi bisnis rumit di Cina. Menurut Federasi Industri Jerman (BDI), sekitar 5.200 perusahaan Jerman bertanggung jawab atas 1 juta karyawan yang saat ini aktif di Cina. Tahun lalu, nilai perdagangan antara kedua negara mencapai $220 miliar, menjadikan Cina mitra dagang terpenting Jerman.