Jurus Kemenhub Kurangi Risiko Kecelakaan Kapal Rakyat
- VIVAnews/Dwi Royanto
VIVA – Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP) Kementerian Perhubungan Laut mengadakan bimbingan teknis mengenai perlengkapan alat keselamatan pelayaran di kapal pada pelabuhan rakyat guna meminimalisir insiden kecelakaan.
Acara tersebut berlangsung di kantor Kesyahbandaran dan Operasional Pelayaran (KSOP) kelas I Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang pada Kamis 21 November 2019.
Kepala BTKP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Erika Marpaung, sekitar seratus orang dari kalangan kemaritiman maupun pengguna jasa transportasi laut kapal-kapal rakyat atau kecil diundang.
"Kita melihat jumlah kapal-kapal kecil di pelabuhan rakyat amat sangat banyak. Sementara kesadaran keselamatan masih kurang diperhatikan," ujar Erika.
Saat ini pengguna kapal-kapal kecil di bawah 300 Gross Tonnage (GT) hingga 7 GT masih minim pemahaman atas keselamatan pelayaran. Maka pihaknya mendorong agar kapal-kapal kecil yang tidak diatur standarnya dalam konvensi internasional itu, tetap mengerti memahami atas keselamatan pelayaran.
“Standarnya mereka harus memahami dasar keselamatan," ungkapnya.
Erika mengarahkan pada setiap kapal untuk mematuhi prosedur batas penumpang. Sebab banyak kasus kecelakaan di kapal disebabkan oleh overload penumpang.
Lebih lanjut, Erika juga menjelaskan pentingnya penggunaan pelampung. Karena pelampung merupakan hal yang paling dasar dan harus dimiliki setiap penumpang. Ia meminta setiap kapal menyediakan satu orang satu pelampung.
"Dasar keselamatan yang harus dipahami dan bagaimana cara menggunakannya, salah satunya pelampung, agar saat kecelakaan kapal, orang tidak akan tenggelam," jelas dia.
Sementara itu, Kepala KSOP Kelas I Tanjung Emas Semarang Ahmad Wahid menjelaskan bahwa di Jawa Tengah keberadaan kapal-kapal kecil di bawah 70 GT memang banyak. Penggunanya rata-rata adalah nelayan.
"Jadi sasaran utama bimbingan teknis ini kepada pengguna kapal di bawah 7 GT, yang saat ini keberadaannya di Jateng kisaran 40-50 ribuan kapal," tuturnya.
Ia berharap, dengan adanya bimbingan teknis ini dapat memberikan wawasan bagi masyarakat dalam mengimplementasikan keselamatan pelayaran kapal. "Ini diharapkan dapat menekan risiko kecelakaan," jelasnya.