Sesuai Visi Jokowi, Kompetensi Pendidikan Harus Jadi Perhatian

VIVA – Presiden Jokowi ingin pendidikan Indonesia punya arah peningkatan kompetensi sumber daya manusia atau SDM, deregulasi, inovasi untuk penciptaan lapangan pekerjaan. Hal ini yang menjadi salah satu pembahasan saat Rapat Kerja antara Komisi X DPR dengan Mendikbud Nadiem Makarim.

Simak Cara Mudah Pencairan Dana Bantuan Sosial PIP November 2024

Penciptaan lapangan pekerjaan ini dinilai bisa terealisasi dengan menciptakan SDM unggul. Maka itu, untuk menciptakan kualitas SDM harus disertai dengan arah kompetensi pendidikan yang relevan.

Terkait itu, Wafaa Indonesia coba berkontribusi dengan membuat program lokakarya untuk pelajar sekolah menengah atas (SMA) yang ingin lanjut ke perguruan tinggi. Dalam program ini, Wafaa Indonesia menggandeng mitra kerja internasionalnya NAMA Foundation.

Heboh Pengajar Cosplay Jadi Murid SMA di Hari Guru Nasional, Warganet: Pasti Gurunya Gen Z

Program lokakarya ini sebagai persiapan pelajar SMA tingkat akhir untuk menentukan masa depan mereka. Caranya membantu memilih jurusan kuliah sesuai minat dan bakat.

Lalu, program inu menitikberatkan soft skills yang dibutuhkan saat menjalankan kuliah di perguruan tinggi. Tahapan kuliah jangan disia-siakan dan harus jadi modal kuat sebelum bekerja.

38 Ribu Anak Putus Sekolah, Program Bantuan Seragam Ini Jadi Harapan Baru

"Program ini dinamakan Uni Here I Come, merupakan program inisiatif dari NAMA Foundation. Dalam kegiatan ini, para pelajar diberikan golden compas yang akan memandu dalam menentukan jurusan kuliah," ujar sekretaris Wafaa Indonesia, Izharul Haq, dalam keterangannya, Rabu, 20 November 2019.

Dia menekankan mencetak kualitas SDM di era industri digital ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab, saat ini masih ada banyak kompetensi pendidikan yang tak relevan dan perlu pembenahan.

Dengan kompetensi pendidikan yang kurang maka pola pikir masyarakat dinilai hanya sekedar dapat pekerjaan. Bukan pola pikir menciptakan lapangan kerja.

NAMA Foundation

Maka itu, Izharul mengatakan dengan program lokakarya yang diselenggarakan pihaknya setidaknya bisa memfasilitasi para siswa agar punya pola pikir lebih terbuka. Pelajar SMA tingkat terakhir menjadi sasaran program ini karena usia mereka yang sudah harus memikirkan perencanaan masa depan.

Dengan pedoman yang diberikan dan kesiapan materi pembekalan, setiap siswa diharapkan punya pola pikir jangka panjang seperti cita-cita menciptakan lapangan pekerjaan.

Dalam lokakarya kali ini diikuti ratusan pelajar dari sejumlah sekolah menengah atas di Jabodetabek.

"Kegiatan ini diselenggarakan secara serial selama bulan Oktober sampai dengan November 2019 dan melibatkan lebih dari 300 siswa-siswi di beberapa sekolah menengah atas di Jabodetabek," jelas Izharul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya