Logo DW

Cara Kreatif Mahasiswa Indonesia Kuliah Sambil Bekerja di Jerman

DW/S. Caroline
DW/S. Caroline
Sumber :
  • dw

Kuliah desain tidak ada ujian di akhir semester tapi kita harus kumpulkan tugas. Selalu yang jadi problem adalah tugas dan ide yang mentok. Ide tidak bisa ditunggu karena ini akan membuat kita tidak bisa memenuhi deadline.

Kalau jurusan lain selain desain mungkin bisa tidak serius di awal semester tapi nanti belajar serius di akhir semester untuk ujian, kalau desain tidak bisa baru sebulan terakhir kejar bikin proyek atau tugas. Kesannya studi desain itu santai tapi di sisi lain kita harus punya planning yang bagus, kerja keras, dan konsisten.

Saat sedang buntu ide, bagaimana Putera mencari inspirasi?

Sering jalan dan ngobrol sama orang sekitar, kunjungi pameran, bisa gampang juga dengan kunjungi website kreatif seperti Pinterest atau Behance, follow juga orang-orang kreatif atau creative agency untuk dapat asupan ide. Tapi jangan plagiat ya, terinspirasi boleh. Kita perlu kembangkan ide untuk jadi karya kita sendiri.

Putera memang punya hobi fotografi, apa dengan hobi ini Putera bisa ‘menunjang kehidupan' sebagai mahasiswa di Berlin?

Sangat bisa! Dari dulu memang sudah aktif posting foto di website-website foto seperti Flickr atau 500PX . Lalu sebagai perantau, saya ikut kegiatan penyalur hobi, ikut Instagram meet dengan Agra Daneshwara (dari Frankfurt) dan Asraf (dari Köln) di Berlin saat itu. Dari situ senang banget ketemu komunitas dan kenalan dengan fotografer profesional terus bisa belajar foto secara langsung. Sejak saat itu serius posting di Instagram dan dari situ juga bangun portofolio online. Dari portofolio ini dapat beberapa job foto untuk foto cover buku dan produk, foto acara Kedutaan Besar Indonesia, hingga tawaran kerjasama foto dengan beberapa instansi seperti Deutsche Bahn, Blue Man Group, Samsung. Saya juga tiap bulan kerja foto pre-wed dan wedding.

Apa rencana proyek Putera selanjutnya?

Sedang fokus dengan proyek desain akhir studi. Rencananya akan bikin photobook. Kebetulan sudah lama berkecimpung di dunia foto jadi akan ambil tugas akhir tentang photobook yang nantinya minimalis dan colorfull, dipenuhi foto-foto arsitektur yang membuat kita merasa tidak seperti di bumi, pembaca akan bertanya-tanya sebenarnya saya ini sedang di mana? Namun kalau pembaca fokus pada titik tertentu pembaca akan merasa berada di suatu tempat yang normal. Lokasi foto akan di sekitar Berlin mungkin kota lain di Eropa juga.

Bagaimana awal mula ketertarikan Putera dengan dunia fotografi?