Kesetaraan Gender Dalam Pekerjaan Bisa Bikin Untung Perusahaan

Ilustrasi pekerja kantoran
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kesetaraan gender di tempat kerja masih menjadi tantangan klasik di seluruh dunia saat ini, termasuk Indonesia. Di mana perempuan masih menerima kesenjangan perlakuan dibanding karyawan pria. 

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Padahal, kesetaraan gender jika diterapkan secara konsisten dapat menimbulkan dampak positif secara luas. Baik untuk korporasi, komunitas, bahkan untuk negara.

Laporan penelitian McKinsey Global Institute bertajuk ‘The Power of Parity; How Advancing Women's Equality Can Add $ 12 Trilion to Global Growth’ menyebutkan, bahwa jika dunia dikelola secara lebih setara (equal) antara laki-laki dan perempuan, maka akan mendatangkan keuntungan senilai US$12 triliun sampai 2025. 

Gerbong Khusus Wanita di LRT Jabodebek Mulai 23 Desember, Berlaku Senin hingga Jumat

Sedangkan, untuk kawasan Asia Pasifik, dengan penerapan kesetaraan gender yang tepat, maka akan tercipta pertumbuhan hingga US$4,5 triliun pada 2025.

Meski telah menerapkan berbagai program kesetaraan gender (Gender equality) di lingkungan kerja, perusahaan di Indonesia dinilai perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam hal mempromosikan budaya kolaboratif. Sehingga, memberikan eksposure yang lebih besar untuk karyawan perempuan dan upah yang sesuai untuk pekerjaan yang setara dengan laki-laki.

Tega! Wanita di Palembang Bunuh Adik Ipar Pakai Jamu Berisi Racun

Chief Financial Officer Telkomtelstra Ernest Hutagalung menekankan, pentingnya peran sektor swasta untuk mengimplementasikan kesetaraan gender guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 

“Kita perlu melangkah masuk untuk mengatasi masalah sosial dan struktural yang menghambat partisipasi dan kepemimpinan perempuan dalam ekonomi,” kata Ernest dalam diskusi panel di ASEAN Women CEOs Summit 2019 di Bangkok, dikutip dari keterangannya, Jumat 15 November 2019. . 

Sebagai contoh konkret, menurut Ernest, pihaknya menyediakan fasilitas dan pilihan kerja yang fleksibel untuk ibu yang bekerja. Kebijakan perusahaan juga memastikan ada perwakilan perempuan ketika meninjau bakat untuk mengisi posisi kepemimpinan. 

“Menempatkan lebih banyak perempuan sebagai leaders sangat penting, karena perubahan signifikan di tempat kerja harus dimulai dari atas, untuk mengoptimalkan potensi dan produktivitas mereka di lingkungan kerja,” ujarnya.

Sebagai informasi, Ernest menjadi perwakilan Telkomtelstra, satu-satunya dari Indonesia, untuk berbicara dalam ajang ASEAN Women CEOs Summit 2019. Dimoderatori oleh Anna Karin Jatfors, Wakil Direktur UN Women, panel ini terdiri dari kelompok ahli yang beragam dari seluruh dunia. 

Telkomtelstra sendiri diketahui merupakan perusahaan joint venture Telkom dan Telstra, yang menjadi salah satu dari 2.702 perusahaan global yang menandatangani Women Empowerment Principle (WEP) dari UN Women.

Dengan menandatangani WEP, perusahaan memberikan komitmen untuk mendorong pemegang saham dan pemangku kepentingan mereka dalam mendorong perubahan demi kesetaraan gender dari segi rekrutmen,  penetrasi pasar baru, pelayanan komunitas dan peningkatan laba.

Adapun ASEAN Women CEOs Summit 2019 merupakan acara tiga tahunan yang mempertemukan para pemimpin sektor swasta, wirausahawan sosial bersama dengan para pejabat Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Tahun ini ASEAN Women CEOs Summit 2019 membahas 'kasus bisnis' sebagai dampak dari penerapan kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan di kawasan ASEAN.

Acara itu diselenggarakan oleh We Empower Asia, program inisiatif  dari UN Women dan European Union untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor ekonomi di area China, India, Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand dan Vietnam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya