Petrokimia Gersik Gandeng UGM Rehabilitasi Lahan Industri
- Istimewa.
VIVA – Anggota Holding Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik, menjalin kerja sama Penelitian Penanaman Rehabilitasi Lahan Industri dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (FKT UGM).
Kerja sama tersebut dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Dekan FKT UGM Budiadi dan Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi di Gresik, Jawa Timur, kemarin.
Rahmad menjelaskan bahwa kerja sama ini berkaitan dengan penanaman vegetasi secara intensif pada lahan industri di Petrokimia Gresik. Adanya tanaman tersebut di lahan industri dapat berfungsi sebagai 'paru-paru' dan mampu mengurangi polusi udara di kawasan industri itu.
Tanaman juga bisa menurunkan suhu sekitar, meredam kebisingan pabrik, hingga meningkatkan aspek estetika, yaitu membuat tata ruang atau lanskap industri menjadi lebih indah dan teratur.
"Peningkatan kualitas lingkungan di perusahaan industri manufaktur seperti Petrokimia Gresik menjadi sangat penting. Apalagi keberadaan perusahaan memiliki luas lahan lebih dari 500 hektare dan berdampingan langsung dengan pemukiman warga," ujar Rahmad dikutip dari keterangannya, Jumat 15 November 2019.
Dia mengatakan, kerja sama ini juga mendukung upaya perusahaan dalam pencapaian predikat Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Rahmad berharap apa yang telah direncanakan dan dikerjakan Petrokimia Gresik dapat menjadi modal untuk mencapai Proper Emas di tahun 2022. Adapun untuk dapat meraih Proper Emas, perusahaan harus mendapat predikat Proper Hijau tiga kali berturut-turut terlebih dahulu.
“Karenanya, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan kualitas lingkungan di sekitar perusahaan sebagai upaya tumbuh dan berkembang bersama masyarakat,” imbuh Rahmad.
Sementara itu, Fakultas Kehutanan UGM ditunjuk sebagai mitra dalam kerja sama ini karena telah memiliki portofolio yang mumpuni dalam membantu sejumlah industri meningkatkan kualitas lingkungannya.
Kerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM ini diharapkan dapat menjadi contoh model riset bersama antara industri dengan perguruan tinggi. Khususnya dalam meningkatkan penyerapan teknologi yang dihasilkan akademisi di Indonesia, sekaligus memperkaya riset perguruan tinggi yang menjawab kebutuhan industri.
"Kerja sama ini juga menjadi wadah penyerapan teknologi dari riset perguruan tinggi, sehingga memotivasi para akademisi untuk memperkaya riset sebagai solusi kebutuhan industri," ungkapnya.