Wapres Tegaskan RI Jangan Sampai Cuma Pintar Stempel Produk Halal
- VIVA.co.id/Eduward Ambarita
VIVA – Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan ekonomi syariah bisa memperkokoh ketahanan ekonomi nasional. Ma'ruf yakin keterlibatan umat dalam ekonomi syariah bisa meningkatkan kesejahteraan di Indonesia.
Namun, Ma'ruf menyayangkan hingga saat ini peran ekonomi syariah dalam mendongkrak ekonomi nasional masih belum maksimal. Bahkan cenderung terbatas. Â
"Harus diakui bahwa saat ini kegiatan ekonomi umat masih tertinggal," kata Ma'ruf di Jakarta, Rabu 13 November 2019.
Ma'ruf menyebutkan, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sangat pesat. Hal itu terliah dari peringkat Islamic Finance Development Indicators (IFDI) yang pada 2018 menempatkan Indonesia di peringkat 10 dari 131 negara.
"Indikator IFDI ini disusun berdasarkan kriteria perkembangan pertumbuhan keuangan syariah secara kuantitatif," ungkap Ma'ruf.
Upaya pengembangan ekonomi syariah katanya pun harus dilakukan secara sistematis dan bertahap. Sehingga efeknya akan bisa terasa secara maksimal.Â
Sampai Januari 2019, kata Ma'ruf, market share keuangan syariah Indonesia termasuk perbankan dan asuransi baru mencapai 8,6 persen. Sementara, khusus untuk perbankan syariah baru mencapai 5,6 persen.
"Kita ingin mengejar negara dengan penduduk mayoritas Islam lainnya, yang sudah lebih maju daripada kita. Seperti Mesir dengan pangsa keuangan syariah sebesar 95 persen, Pakistan 10,4 persen, dan Malaysia 28 persen," kata Ma'ruf.
Ma'ruf juga menyinggung pengembangan industri produk halal. Menurutnya, Indonesia harus menjadi negara produsen produk halal yang terbesar di dunia internasional.
"Kita jangan hanya tukang sertifikat halal, menstempel kehalalan produk, menjadi konsumen produk halal. Tapi ingin Indonesia jadi produsen produk halal yang kita ekspor ke berbagai negara," ungkapnya.Â