Danuvius, Kera Prasejarah yang Ubah Pandangan Evolusi Manusia
- dw
Penemuan Danuvius menghancurkan ide yang berlaku tentang evolusi bipedalisme. Selama ini para peneliti percaya bahwa sekitar 6 juta tahun yang lalu di Afrika Timur, leluhur manusia yang berbentuk seperti simpanse mulai berjalan dengan dua kaki setelah perubahan lingkungan menciptakan bentangan terbuka dan sabana di wilayah-wilayah yang sebelumnya didominasi rimba belantara.
"Paradigma ini sekarang menurun - atau, dengan kata lain, kita telah keliru," ujar Böhme.
Danuvius menunjukkan bahwa berjalan tegak dimulai dari atas pohon, bukannya di atas tanah. Selain itu, leluhur terakhir manusia dan kera tidak melalui tahap berjalan dengan membungkuk-bungkuk seperti yang diperkirakan sebelumnya, Böhme menambahkan.
Tengkorak lengkap belum ditemukan
Ukuran Danuvius lebih kecil dari kera besar masa kini. Danuvius jantan berukuran hampir sama dengan simpanse jantan dan bonobo, berat mereka diperkirakan sekitar 30 kg. Sedangkan yang betina lebih kecil, dengan berat diperkirakan sekitar 20 kg. Para Danuvius ini tingginya hanya sekitar 1 meter. Mereka tinggal di tempat yang pada waktu itu beriklim panas dengan bentangan alam yang datar ditutupi hutan dan sungai berkelok-kelok.
Danuvius berjalan dengan dua kaki sambil menggunakan lengannya yang panjang untuk menopang dan menyeimbangkan berat. Lengan ini tidak digunakan untuk menarik tubuh seperti yang lazimnya dilakukan kera.
"Danuvius menawarkan cara baru dalam memandang evolusi bipedalisme," kata David Begun, paleoantropolog dan rekan penulis studi dari Universitas Toronto. "Sebelum (temuan) Danuvius, kami tidak memiliki model evolusi bipedalisme yang mencakup unsur-unsur kunci baik dalam postur dan cara bergerak kera dan manusia."