Subsidi Terbatas, Petani Diajari Pakai Pupuk Secara Berimbang

Ilustrasi petani sedang tebar pupuk.
Sumber :

VIVA – Perusahaan agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Petrokimia Gresik menggelar tanam padi perdana di lahan percobaan atau demonstration plot (demplot) di Desa Bedeng V, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, awal pekan ini. 

Pendapatan Brigade Swasembada Pangan Bisa Lebih dari Rp 10 Juta Per Bulan, Begini Perhitungannya

Direkur Pemasaran PG Digna Jatiningsih,  mengatakan, kegiatan tersebut adalah upaya Petrokimia Gresik dalam memastikan musim tanam Oktober-Maret (Okmar) 2019-2020 berjalan dengan baik. Sosialisasi kepada petani terkait penggunaan pemupukan berimbang pun digencarkan.

Dia menjelaskan, petani harus benar-benar mengerti komposisi pupuk yang berimbang untuk memastikan hasil panen yang didapatnya maksimal. 

Wahono-Nurul Mau Majukan Sektor Pertanian Bojonegoro, Begini Caranya

Adapun pemupukan berimbang yang direkomendasikan oleh Petrokimia Gresik adalah 5:3:2, yaitu 500 kilo gram pupuk organik Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska Plus, dan 200 kg pupuk Urea untuk setiap satu hektare lahan padi. 

"Serta pembenah tanah Kapur Pertanian 1-2 ton per hektare untuk meningkatkan pH tanah. Ini adalah formulasi pemupukan yang sudah teruji paling efisien dan hasilnya optimal,” ujar Digna dikutip dari keterangan resminya, Jumat 8 November 2019. 

Mengenalkan Perkebunan Sejak Dini: Edukatif untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Lebih lanjut Digna memaparkan bahwa pemupukan berimbang adalah hal yang sangat penting untuk disosialisasikan kepada petani saat musim tanam. Hal ini mengingat alokasi pupuk bersubsidi nasional bersifat terbatas dan ada kecenderungan petani berlebihan dalam pemupukan.

“Kami berharap melalui lahan percobaan ini petani akan melihat langsung hasilnya, sehingga bisa diadopsi oleh petani lainnnya,” tambah Digna.
 
Selain penggunaan pupuk organik, Petrokimia Gresik juga mendorong pemanfaatan pupuk NPK untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Dalam hal ini adalah pupuk NPK Phonska Plus, yaitu produk pupuk non-subsidi retail kemasan 25 kg yang mulai diperkenalkan Petrokimia Gresik sejak 2016.

“Selain memenuhi unsur hara penting seperti Nitrogen, Phospor, Kalium, dan Sulfur, Phonska Plus juga mengandung unsur hara Zink. Ini adalah unsur hara mikro yang tidak ada pada NPK Phonska bersubsidi,” jelas Digna.

Penambahan kandungan Zink pada Phonska Plus didasari temuan International Fertilizer Association (IFA). Temuan itu, menyebutkan bahwa kondisi tanah di Indonesia mengalami defisiensi Zink yang cukup parah. 

“Jadi Phonska Plus ini merupakan solusi atas permasalahan tanah Indonesia yang kami tawarkan kepada petani,” jelas Digna.

NPK Phonska Plus juga menjadi alternatif pupuk NPK bersubsidi, mengingat alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2019 lebih sedikit dibanding 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya