Anindya Sebut Lebih Banyak Peluang Ketimbang Tantangan RI di 2020
- Arrijal Rachman/VIVAnews.com
VIVA – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah, Anindya Novyan Bakrie menilai, 2020, merupakan tahun yang akan penuh dengan tantangan untuk memajukan ekonomi Indonesia.Â
Namun begitu, pengusaha nasional yang akrab di sapa Anin itu optimistis bahwa tantangan yang tercipta, baik yang berasal dari global maupun domestik pada tahun itu, tidak lebih besar ketimbang peluang-peluang yang ada.Â
"Jadi, 2020 itu tahun penting, karena tahun pertama full years pemerintahan Presiden Jokowi (Joko Widodo) yang kedua. Ini adalah tahun yang penuh tantangan di mana-mana, seluruh dunia, jadi bukan kita saja," kata dia di acara Dialog Nasional Ekonomi Kreatif, Jakarta, Kamis 7 November 2019.
"Tetapi, bahkan kita melihat peluang di Indonesia lebih besar daripada tantangannya dan tantangannya sudah diketahui. Sekarang, tinggal bagaimana untuk kita mencari solusi yang baik untuk memecahkan berbagai macam tantangan," tambahnya.
Tantangan itu, lanjut Anindya, memang bermuara pada pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi terus mengalami perlambatan akibat volume perdagangan dunia yang juga melambat. Terutama, disebabkan oleh perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China, serta berbagai persoalan geopolitik di berbagai wilayah.
Tetapi, lanjut dia, tantangan tersebut bisa dihadapi dan bisa menjadi peluang bagi Indonesia. Karena, Indonesia memiliki industri kreatif yang besar, yakni berasal dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menopang lebih dari 90 persen perekonomian Indonesia.
Terlebih lagi, peranan teknologi digital saat ini dikatakannya tengah berkembang pesat di Indonesia. Sehingga, bila dipadukan dengan industri kreatif, biaya untuk pemasaran bisa lebih murah dan pemasaran untuk usahanya menjadi lebih cepat diterima konsumen di berbagai wilayah.
"Industri kreatif itu bisa jadi tulang punggung perekonomian nasional, karena multiplikasinya tinggi. Intinya kita saling mendukung, kolaborasi, berpikir optimis melihat dari pada perkembangan ekonomi lima persen itu harusnya merupakan environtment untuk kita berkarya," tutur dia. (asp)