Di DPR, BPKN Curhat Anggarannya Tak Sebanding Tugas dari Jokowi

Rapat Kerja BPKN dengan DPR.
Sumber :
  • M Yudha Prastya/VIVAnews.

VIVA – Kepala Badan Perlindungan Konsumen Nasional atau BPKN Kementerian Perdagangan, Ardiansyah Parman menjelaskan, ruang lingkup utama yang harus menjadi perhatian pihaknya adalah pertumbuhan ekonomi yang hari ini sangat ditentukan oleh konsumsi rumah tangga.

Respons Jokowi soal Putusan MK Hapus Presidential Threshold

Di mana, sekitar 58 persen dari perekonomian nasional Indonesia, menurutnya, sangat bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat.

"BPKN sangat concern terhadap aspek konsumsi masyarakat. Karena, 58 persen itu adalah belanja rumah tangga," kata Ardiansyah, saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 7 November 2019.

Pakar Hukum sebut Publikasi OCCRP Fitnah yang Merusak Nama Baik Orang

Ardiansyah menjelaskan, pengeluaran penduduk dunia kelas menengah ke bawah, 60 persennya adalah soal pangan. Maka, ketika harga pangan bergejolak, kelompok inilah yang sangat rentan dan akan terkena dampaknya secara signifikan.

Ardiansyah mengakui, berdasarkan paparan yang sebelumnya diutarakan Presiden Jokowi, Indonesia membutuhkan kecepatan pertumbuhan ekonomi selama 25 tahun ke depan hingga mencapai sekitar 7,6 persen per tahun.

Bela Jokowi, PSI Singgung Barisan Sakit Hati di Balik Publikasi Riset OCCRP

Karena itu, lanjut Ardiansyah, untuk menggenjot kinerja, BPKN mengusulkan agar ke depannya alokasi anggaran per tahun untuk BPKN bisa lebih diperhatikan. Karena, saat ini anggaran per tahun bagi BPKN, hanya sekitar 0,0001 persen dari PDB atau sekitar Rp25 miliar.

"Diharapkan tahun 2020, BPKN bisa mendapat anggaran yang bisa ditambah. Karena, nilai segitu dengan masalah yang harus ditangani BPKN memang agak berat," ujarnya. (asp)

Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di kawasan Jakarta Pusat, Senin, 18 November 2024

OCCRP Akui Tak Punya Bukti, Muruah Jokowi Dinilai Tetap Terjaga di Mata Dunia

Dalam situs resminya, OCCRP mengakui tidak punya bukti Jokowi terlibat dalam korupsi untuk keuntungan finansial pribadi selama jadi Presiden.

img_title
VIVA.co.id
3 Januari 2025