Wishnutama Ingin Arsitektur Bandara di RI Cerminkan Budaya Lokal
- ANTARA
VIVA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio mengkritisi arsitektur bandara-bandara di Indonesia. Menurutnya, arsitekturnya hanya menonjolkan sisi modernitas, sedangkan sisi kebudayaan lokal tidak.
Padahal, lanjut dia, negara-negara yang memiliki wisatawan mancanegara tinggi di kawasan ASEAN, seperti Thailand, memiliki model-model bandara yang menonjolkan sisi seni ataupun budaya lokalnya ketimbang modernitas.
"Bandara-bandara yang dibangun memang modern semua tapi menurut saya buat pariwisata bandara itu harus unik, harus ada perasaan, oh saya lagi liburan nih pada saat mendarat di bandara tersebut. Contoh di Thailand, itu mood-nya holiday banget, terasa betul saya liburan," kata dia di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis, 7 November 2019.
Memang, berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia, jumlah wisatawan mancanegara di Indonesia pada 2018 hanya mencapai 15,85 juta orang, di Singapura 18 juta, Malaysia 25 juta dan Thailand 46 juta.
"Justru kearifan lokal, kultur seni buat mereka orang luar lihat. Airport canggih hal biasa, itu yang perlu kita tawarkan ke dunia luar," tegas dia.
Karenanya, menteri yang akrab di sapa Tama itu menilai, para arsitektur Indonesia harus mampu menawarkan desain-desain infrastruktur yang condong menonjolkan seni dan budaya lokal ketimbang sisi modernitas. Modernitas itu menurutnya harus ditonjolkan ke dalam sistem kebandaraan itu sendiri.
"Sampai kapanpun kita akan dibandingkan, kita bikin airport secanggih apapun pasti yang dibandingkan ke Changi lagi. Kita bikin kompetensi sendiri, keunikan yang bisa memberikan first impression, tidak melulu Changi-Changi itu tapi sistemnya yang canggih," tegas dia.